Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo memastikan paket obat dan vitamin yang diberikan kepada warga yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) di Pulau Jawa dan Bali tidak diperjualbelikan.
"Ketiga paket obat isolasi mandiri ini tidak diperjualbelikan," kata Presiden Jokowi dalam acara "Peluncuran Paket Obat Isoman Gratis untuk Rakyat" di halaman Istana Merdeka Jakarta, Kamis.
Baca juga: Komisi III DPR mengapresiasi langkah cepat Polri tindak penimbun obat COVID-19
Dari 300 ribu paket obat dan vitamin yang dibagikan tersebut, pemerintah membaginya menjadi tiga paket yaitu paket 1 berisi vitamin untuk warga dengan hasil PCR (polymerase chain reaction) positif tanpa gejala atau OTG; paket 2 berisi vitamin dan obat untuk warga dengan PCR positif disertai keluhan panas dan kehilangan penciuman; dan paket 3 berisi vitamin dan obat untuk warga dengan PCR positif disertai keluhan panas dan batuk kering.
"Pasokannya dipersiapkan menteri BUMN yang diproduksi oleh BUMN farmasi dan kemudian pendistribusiannya ini nanti akan dikoordinasikan oleh Panglima TNI yang nantinya akan berkoordinasi dengan pemda, sampai pemerintah desa, maupun melibatkan puskesmas, babinsa (Bintara Pembina Desa TNI AD) dan pengurus RT dan RW," jelas Presiden.
Presiden juga meminta agar dilakukan pengawasan ketat di lapangan.
"Agar program ini betul-betul bisa maksimal mengurangi risiko karena COVID-19 dan membantu pengobatan warga yang menderita COVID-19 dan saya minta juga agar program ini tidak mengganggu ketersediaan obat esensial terapi COVID-19 di apotek maupun di rumah sakit," tambah Presiden.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam kesempatan yang sama menjelaskan cara bagaimana masyarakat dapat mengakses paket obat dan vitamin gratis tersebut.
"Untuk mendapatkannya, sesuai prosedur puskesmas, atau bidan desa akan melakukan triase membagi apakah mereka OTG, ODG (Orang Dengan Gejala) ringan, sedang atau berat sehingga data tersebut sudah dimiliki bidan desa atau puskesmas," kata Hadi.
Sedangkan untuk mencegah kebocoran pendistribusian obat, Hadi Tjahjanto menjelaskan distribusi akan diawasi oleh kesehatan Kodam, kodim dan koramil dan babinsa.
"Ini juga akan didampingi oleh petugas puskesmas maupun bidan desa yang memiliki daftar siapa yang sedang isoman. Pembagian akan disesuaikan dengan data yang dimiliki puskesmas dengan persyaratan yang sudah ditentukan puskesmas," tambah Hadi.
Penyimpanan obat akan dilakukan di kantor kodim karena menurut Hadi, harus ada pengawasan, pendataan dan pencatatan keluar masuk obat.
"Saya imbau kepada masyarakat yang ada di desa, RT, RW apabila memang ingin mendapat obat tersebut silakan menyampaikan ke bidan desa, kemudian petugas-petugas puskesmas setelah datanya ada maka babinsa akan memberikan paket obat tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dan diantar dengan pendampingan bidan desa maupun petugas-petugas puskesmas," jelas Hadi.
Baca juga: Ketua BPKN kecam pihak-pihak yang menaikkan harga oksigen, obat dan vitamin
Baca juga: MTQ Kecamatan Siak tetap digelar, berharap bisa menjadi obat COVID-19
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB