Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan tantangan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19 masih sangat tinggi pada tahun depan yang dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun domestik.
"Ini menjadi tantangan 2022 di mana kita perlu mengakselerasi pemulihan ekonomi sekaligus kesehatan APBN yang sudah bekerja sangat keras dalam dua tahun berturut-turut untuk menghadapi pandemi," katanya dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2021 di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani sebut potensi ekonomi digital RI 2025 capai 124 miliar dolar AS
Menkeu menyatakan pandemi masih memiliki risiko tinggi pada tahun depan karena saat ini kasus COVID-19 secara global telah mencapai di atas 800 ribu per hari dan muncul berbagai varian baru.
Gelombang baru kasus COVID-19 pun juga bermunculan di berbagai negara seperti India, Brasil, Chili, Turki, dan beberapa negara Eropa.
"Pada saat yang sama kita melihat meskipun program vaksinasi telah dimulai di seluruh dunia namun aksesnya tidak merata," ujarnya.
Ia mengatakan berbagai risiko pandemi tersebut akan mempengaruhi upaya pemulihan ekonomi pada tahun ini dan tahun depan yang dilandasi oleh faktor eksternal maupun domestik.
Faktor eksternal meliputi perubahan kebijakan fiskal moneter di negara maju yang pasti menimbulkan spillover khususnya Amerika Serikat baik dalam bentuk inflasi dan suku bunga global yang berujung pada volatilitas nilai tukar serta capital flow.
Kemudian disparitas laju pemulihan ekonomi dunia juga akan menyebabkan perubahan atau dinamika antar negara termasuk dari sisi stimulus maupun kemampuan untuk memperoleh vaksin COVID-19.
Selanjutnya, pemulihan dari beberapa negara besar dalam perekonomian seperti China, Amerika Serikat dan Eropa akan membuat harga komoditas mengalami peningkatan yang sangat kuat.
"Ini seperti yang terjadi 2009 di mana akan memunculkan boom komoditas yang harus diantisipasi baik positif maupun negatifnya," ujarnya.
Menurut dia, berbagai faktor eksternal tersebut akan sangat mempengaruhi kondisi ekonomi domestik tahun ini dan 2022 serta berimplikasi pada desain APBN ke depan.
Sementara untuk faktor domestik, Sri Mulyani mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia masih belum merata baik antar sektor maupun antar daerah.
"Untuk sektor industri keuangan harus terus dijaga karena mereka masih dalam posisi untuk mendukung pemulihan namun mereka juga melihat adanya kinerja dari sektor usaha yang perlu untuk diwaspadai," jelasnya.
Terakhir adalah adanya perubahan teknologi digital dan iklim yang turut memberikan pengaruh terhadap dinamika outlook ekonomi serta keuangan negara.
"Ini lah yang harus menjadi perhatian bagi kita semua policy maker di pusat dan di daerah,” katanya.
Oleh sebab itu, Menkeu menegaskan sinergi dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi suatu keharusan dalam rangka menangkal potensi-potensi risiko yang ada.
Ia memastikan pemerintah pusat akan menggunakan kebijakan dari sisi APBN secara berimbang, terukur dan terarah dengan azas kehati-hatian sedangkan pemerintah daerah melalui APBD diminta turut berpartisipasi.
Ia mengatakan pemerintah daerah harus melakukan pemulihan ekonomi yang sinkron dengan arah yang dilakukan pemerintah pusat agar tidak menimbulkan kompleksitas.
"Bisa saja APBN menuju countercyclical tapi daerah arahnya tidak sesuai pusat. Ini menimbulkan kompleksitas karena APBD dan transfer ke daerah itu sepertiga APBN jadi jumlahnya cukup mempengaruhi perekonomian Indonesia," jelasnya.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani sebut realisasi anggaran PEN 2021 naik, capai Rp134,07 triliun
Baca juga: Sri Mulyani, Khofifah, Risma, merupakan 3 perempuan tervokal di media massa
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Berita Lainnya
Nilai tukar rupiah Jumat pagi tergelincir 20 poin menjadi Rp16.208 per dolar AS
26 April 2024 9:43 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia Jumat dibuka melemah 17,35 poin
26 April 2024 9:40 WIB
Mensos Risma katakan keterbukaan kemajuan ilmu pengetahuan jadi kunci perubahan
26 April 2024 9:35 WIB
Rinitis alergi tidak kunjung sembuh waspada penyakit penyerta atau multimorbiditas
25 April 2024 17:01 WIB
Seorang ibu di Zambia berhasil menyelamatkan balitanya dari serangan macan tutul
25 April 2024 16:41 WIB
Menhub Budi Karya siap fasilitasi investasi Jepang pada proyek TOD MRT Jakarta
25 April 2024 16:22 WIB
Wapres: Identifikasi faktor penghambat percepatan penurunan prevalensi stunting
25 April 2024 16:05 WIB
WhatsApp uji coba fitur baru telepon tanpa perlu simpan kontak
25 April 2024 15:55 WIB