Narkoba di Bali disinyalir kebanyakan dari Riau

id COVID-19, narkoba, Bali, BNN, Polda

Narkoba di Bali disinyalir kebanyakan dari Riau

Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi (ketiga kanan) didampingi Waka Polda Brigjen Pol Tabana Bangun (kedua kiri) dan DirNarkoba Kombes Pol Victor Siagian (kedua kanan) menjelaskan kronologis penangkapan bandar narkoba 20 kg sabu-sabu ketika menggelar konferensi pers di Mapolda Riau, di Pekanbaru, Riau, Senin (9/11/2020). (ANTARA/Rony Muharrman)

Denpasar (ANTARA) - Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Bali Brigadir Jenderal Polisi I Putu Gede Suastawa mengatakan, peredaran narkotika di wilayah Bali kebanyakan dari Kepulauan Riau.

"Untuk daerah pengirim narkotika paling banyak ditemukan berasal dari Riau, Medan, Aceh, kemudian Surabaya, dan Malang," kata Suastawa saat ditemui di Kantor BNNP Bali, Senin.

Ia mengatakan pengiriman paket narkotika lebih banyak menggunakan jalur ekspedisi berbentuk paket dan diedarkan ke seluruhBali. Peredaran narkotika paling banyak ada di Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Gianyar, KabupatenKlungkung, KabupatenTabanan, Kabupaten Negara, Kabupaten Karangasem,dan KabupatenBangli.

Untuk barang bukti narkotika yang paling banyak ditemukan yaitusabu-sabu, ganja, tembakau gorila, dan ekstasi. Kata dia, saat ini narkotika jenis ekstasi menjadi paling banyak juga disita karena biasanya peredarannya menyasar tempat hiburan malam.

Baca juga: Polda Sumut berhasil ungkap jaringan baru narkotika Aceh-Labuhan Batu-Dumai

"Ekstasi sifatnya rekreasional dan menjadi kebutuhan bagi penggunanya di klub malam. Namun, dalam penangkapan tidak ada ditemukan tersangka yang WNA, semuanya WNI," katanya.

Ia mengatakan pengungkapan kasus narkoba di Bali meningkat delapan persen. Dilihat dari jumlah kasus, pada tahun sebelumnya tercatat ada 517 kasus sedangkan pada 2020 ada 618 kasus. Data itu terhitung sejak Januari sampai November 2020.

"Dampak pandemi ini sangat besar pengaruhnya karena para pengguna (narkotika) banyak di-PHK dan kegiatannya banyak di rumah, jadi tagihannya semakin tinggi. Namun, karena tidak ada kegiatan, tak sedikit yang memanfaatkan sedikit uangnya misalnya untuk beli barang-barang itu (narkoba) sebenarnya sekarang pengawasan semakin ketat," ucapnya.

Baca juga: Sindikat narkoba di Riau disikat lagi, tujuh senpi dan 3kg sabu diamankan