Ada 286 kasus HIV di Pekanbaru, 25 orang meninggal

id HIV,Hiv pekanbaru, hiv aids

Ada 286 kasus HIV di Pekanbaru, 25 orang meninggal

ilustrasi - ANTARA

Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat kasus HIV(human immunodeficiency virus) di Pekanbaru periode Januari-Agustus 2020 sebanyak 286 orang, 25 di antaranya meninggal dunia.

"Kasus ini bisa ditekan apabila masyarakat tetap menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari kontak darah dengan ODHA seperti penggunaan jarum suntik bersamaan dan kontak luka antara ODHA dengan orang sehat," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru Zaini Rizaldy di Pekanbaru, Sabtu.

Mencermati masih banyaknya kasus tersebut, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tetap menggencarkan sosialisasi bahaya penularan HIV/AIDS kepada masyarakat supaya terhindar dari virus mematikan tersebut meski saat kondisi pandemi COVID-19 yang kini masih mengkhawatirkan itu.

Untuk itu petugas Dinas Kesehatan perlu didorong agar memberikan perhatian khusus bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) guna memastikan mereka tidak terjangkit COVID-19.

Menurut Zaini, masyarakat penderita HIV cenderung lebih mudah terjangkit COVID-19 karena lemahnya sistem kekebalan tubuh namun demikian Dinas Kesehatan memastikan tidak ada kendala dalam ketersediaan obat untuk penderita HIV.

“Untuk saat ini stok obat masih cukup dan aman terkendali untuk memudahkan petugas Dinas Kesehatan dalam menangani penularan HIV ini, diharapkan masyarakat berinisiatif melakukan tes HIV,” katanya.

Ia mengatakan, Dinas Kesehatan sudah menyediakan layanan VCT (Voluntary Counselling and Testing) atau konseling dan tes HIV sukarela yang tersedia di 21 Puskesmas dan 16 rumah sakit di Pekanbaru.

Layanan VCT disediakan dengan tujuan agar petugas dapat melakukan tindakan pencegahan yang efektif terhadap ODHA serta memastikan supaya tidak terjangkit COVID-19.

Berikutnya petugas melakukan pengobatan apabila ada terjangkit HIV. Data layanan VCT di Pekanbaru yakni di 37 layanan kesehatan di Puskesmas, RS, dan klinik LAPAS.

Ia menjelaskan layanan bagi ODHA berupa perawatan dukungan dan pengobatan atau disebut CST (Care, Support & Treatment) yang sudah tersedia di 10 Puskemas dan 4 rumah sakit di Pekanbaru. Pelayanan yang diberikan mulai dari pemeriksaan/tes HIV, memberikan konseling VCT dan memberikan pengobatan dengan terapi anti retroviral.

Sementara itu, dari kasus terinfeksi HIV periode Januari-Agustus 2020 didominasi oleh pria dan kasus ini terjadi karena maraknya pergaulan bebas di lingkungan remaja, sehingga orang tua harus memberikan pengetahuan kepada anak tentang pergaulan yang baik dan bahaya seks bebas supaya terhindar dari penularan HIV/AIDS.

Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Pekanbaru terus memberikan informasi terkait bahaya penularan HIV dan mengedukasi masyarakat.

Selain itu Dinas Kesehatan Pekanbaru terus melakukan penelitian terhadap virus ini untuk menemukan obat yang dapat menyembuhkan penderita HIV yang hingga saat ini belum dapat ditemukan.

Baca juga: Pasien "suspect" Covid-19 di RSUP Kepri sebelumnya menderita penyakit HIV

Ia mengatakan, virus ini dapat dicegah dengan tidak bergonta-ganti pasangan, melakukan hubungan seksual yang aman (menggunakan kondom), menghindari obat-obatan terlarang (penularan melalui jarum suntik), penggunaan pil PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis) untuk orang yang beresiko tinggi terinfeksi HIV, serta vaksinasi.

Salah satu vaksin yang efektif digunakan ialah BNAbs (Broadly Neutralizing Antibodies) merupakan antibodi yang mampu menetralkan sebagian besar jalur penularan HIV dari berbagai latar belakang genetik dan geografis.