Jakarta (ANTARA) - Memeriksa semua instalasi listrik dan memastikannya dalam kondisi baik dapat menjadi salah satu upaya mencegah risiko rumah mengalami kebakaran akibat arus pendek listrik (korsleting) saat ditinggal mudik Lebaran 2025.
"Cek panel listrik dan pastikan tidak ada kabel yang terkelupas atau komponen yang berisiko menyebabkan korsleting," ujar President Director Indonesia&Timor-Leste Schneider Electric, Martin Setiawan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta memperlihatkan pada tahun 2024, sekitar 61,12 persen dari total kasus kebakaran disebabkan oleh arus pendek listrik.
Fakta ini menunjukkan pentingnya memastikan keamanan listrik di rumah, terutama saat ditinggalkan dalam waktu lama. Karena itu, Martin menyarankan masyarakat termasuk di Jakarta memastikan semua instalasi listrik dalam kondisi baik.
Dia mengatakan "Miniature Circuit Breaker" (MCB) dan "Residual Current Circuit Breaker" (RCCB), yakni alat listrik sebagai pembatas dan pengaman arus listrik yang sudah memenuhi standar Standar Nasional Indonesia (SNI) dapat menjadi solusi untuk melindungi sirkuit listrik.
Menurut Martin, MCB (anti korsleting) akan langsung memutus listrik saat ada korsleting atau kelebihan daya, sementara RCCB (anti setrum) menyelamatkan dari sengatan listrik dengan memutus aliran listrik saat terjadi kebocoran arus.
"Dengan demikian, risiko kebakaran dan sengatan listrik dapat diminimalkan," ujar dia.
Selain itu, upaya lain yang bisa dilakukan untuk mencegah kebakaran akibat korsleting yakni mencabut peralatan elektronik yang tidak digunakan.
Perangkat seperti televisi, komputer, pengisi ulang baterai dan "microwave" sebaiknya dicabut dari stop kontak untuk mencegah arus pendek listrik dan menghemat daya.
Di sisi lain, penting juga memastikan kompor dalam keadaan mati dan regulator gas dalam kondisi baik. Ini karena kompor gas adalah salah satu sumber utama kebakaran di rumah.
Kemudian, periksa juga ada atau tidaknya kebocoran gas dengan mencium bau atau menggunakan sabun cair untuk mendeteksi gelembung udara pada selang gas.
"Jika memungkinkan, matikan pasokan gas utama sebelum pergi dan pastikan alat pemadam api ringan (APAR) tersedia di dapur," kata Martin.
Martin juga mengingatkan untuk sistem alarm dan kamera pengawas berfungsi dengan baik. Periksa baterai alarm, koneksi kamera, dan pastikan kamera memiliki sudut pandang yang optimal untuk memantau area penting seperti pintu masuk, garasi, dan jendela.
Gunakan UPS (Uninterruptible Power Supply) untuk memastikan sistem keamanan tetap aktif meskipun terjadi pemadaman listrik.
"Momen mudik Lebaran merupakan momen penting yang dinanti banyak keluarga di Indonesia, jangan sampai keistimewaan momen ini terganggu karena potensi kebakaran," katanya.
Baca juga: Korsleting listrik, sebuah rumah di Pekanbaru terbakar
Baca juga: Sebuah rumah di Jaktim terbakar diduga korsleting listrik mobil