152 mahasiswa Universitas Islam Indragiri terancam gagal kuliah

id Partai Nasdem,Edy Indra Kesuma

152 mahasiswa Universitas Islam Indragiri terancam gagal kuliah

Salah satu kegiatan Universitas Islam Indragiri. (ANTARA/HO-Humas LLDIKTI)

Tembilahan (ANTARA) - Sebanyak 152 mahasiswa Universitas Islam Indragiri (Unisi) terancam putus pendidikan karena belum mampu melunasi biaya kuliah tahap kedua sebesar Rp4.500.000 per orang.

Dari total 233 mahasiswa yang terdaftar, hanya 48 mahasiswa yang mendapatkan bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Selain itu, delapanmahasiswa mendapatkan beasiswa dari Yayasan Tasik Gemilang Unisi, menyisakan 177 mahasiswa yang harus berjuang sendiri.

Namun, dari 177 mahasiswa tersebut, 25 orang telah memutuskan untuk pulang kampung dan tidak melanjutkan kuliah, sehingga tersisa 152 mahasiswa yang masih bertahan dengan harapan bisa melanjutkan pendidikan mereka di Unisi.

Meski sudah menyelesaikan pembayaran tahap pertama sebesar Rp500.000, mereka masih belum dapat melunasi sisa biaya sebesar Rp4.500.000yang menjadi syarat untuk melanjutkan kuliah di semester berikutnya.

Melihat kondisi itu, anggota DPRD Inhil Fraksi Partai Nasdem, Edy Indra Kesuma saat ini berupaya mencarikan solusi untuk masalah ini. Salah satu langkah yang diusulkan adalah dengan menggali potensi bantuan dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) atau melalui Kadin Peduli Pendidikan.

Edy Indra Kesuma, telah berkoordinasi kepada ketua forum CSR, serta pimpinan BUMN yang ada di Inhil. Kemudian, Edy juga mengusulkan agar Pemerintah Daerah Inhil dapat turut memberikan bantuan demi kelangsungan pendidikan para mahasiswa tersebut.

"Kami sedang mencari solusi terbaik agar 152 mahasiswa ini tidak kehilangan kesempatan melanjutkan pendidikan. Kami akan berusaha untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk CSR, Kadin Peduli, dan bantuan Pemda Inhil," ujar Edy.

Dengan adanya upaya ini, diharapkan para mahasiswa yang masih berjuang untuk melanjutkan pendidikan di Unisi bisa mendapatkan bantuan dan tidak terputus dari pendidikan mereka.