Lubuk Basung (ANTARA) - Sejumlah warga di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terutama korban terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi mengaku masih mengalami trauma dengan banjir susulan.
"Kalau dulu, saat hujan turun, maka tidur kita akan tambah nyenyak di malam hari. Sekarang tidak, kami takut jika hujan, trauma banjir lahar," ungkap salah seorang warga di Jorong Cangkiang, Nagari Batu Taba, Kecamatan Ampek Angkek, Agam Hatta Rizal, Kamis.
Ia mengatakan, setelah banjir lahar warga di kampungnya terpaksa ronda secara bergantian. Tak hanya menjaga kampung dari risiko pencurian, para warga ini juga terpaksa ronda di pinggir sungai demi memantau ketinggian debit air.
"Ronda makin intens terutama di kala hujan. Jujur saja, kami takut jika banjir kembali terulang," kata dia.
Menurutnya, setelah kejadian pada 11 Mei 2024 lalu, sudah sering terjadi peningkatan debit air sungai.
Setiap debit air meningkat, warga-warga yang rentan seperti ibu dan anak, mesti diungsikan.
"Bayangkan, kami terpaksa mengungsikan orang tua dan anak-anak di tengah hujan. Meski debit air pada akhirnya terbilang aman, kami tak bisa mengambil risiko. Sekarang saya lihat, banyak warga kami yang terganggu kesehatannya," kata dia.
Selain pola hidup yang berubah, kata dia, saat ini banyak warga di kampungnya, yang terancam kehilangan pekerjaan karena lahan pertanian mereka tertimbun material.
Lahan pertanian yang tertimbun itu sama sekali tak bisa digarap. Seandainya digarap pun, saluran irigasi telah rusak. Para petani hanya bisa menunggu respon dari pemerintah.
"Saya sangat berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan Sabo Dam di hulu sungai. Jika itu sudah dibangun, maka kecemasan kita akan berkurang. Saat ini semuanya penuh ketidakpastian," ucapnya.
Jorong Cangkiang merupakan salah satu wilayah terdampak akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi.
Di kampung ini mengalir sebuah sungai yang bernama Batang Aia Katiak. Sungai ini berhulu dari Nagari Bukik Batabuah atau langsung dari Gunung Marapi.
Banjir lahar 11 Mei lalu mengakibatkan sungai ini meluap dan membanjiri pemukiman. Lebih dari 50 rumah terendam dan puluhan hektar lahan pertanian tertimbun di Jorong Cangkiang.*
Baca juga: BNPB uji sistem peringatan dini sebelum pemasangan di sekitar sungai di Gunung Marapi
Baca juga: BNPB siap pasang 20 unit sensor EWS di aliran sungai di Gunung Marapi Sumbar
Berita Lainnya
Menaker Yassierli sebut miliki JKP sebagai langkah mitigasi hadapi PHK
26 November 2024 17:03 WIB
Presiden Prabowo naikkan Rp2 juta untuk guru non-ASN dan 1 gaji pokok untuk ASN
26 November 2024 16:54 WIB
Majelis Permusyawaratan Rakyat resmi bentuk Kaukus Kebangsaan dan Pembangunan Berkelanjutan
26 November 2024 16:48 WIB
Telkomsel hyper AI terapkan teknologi self-adaptive feedback terbaru bersama ZTE untuk perkuat jaringan 4G di Makassar dan Kendari
26 November 2024 16:28 WIB
Ini upaya BPBD DKI Jakarta agar TPS aman dari banjir saat pilkada
26 November 2024 16:19 WIB
Di hadapan Presiden Prabowo dan MBZ, Menteri ESDM sepakati kerja sama energi
26 November 2024 16:14 WIB
Akademisi: Indonesia berpotensi tinggi kembangkan industri dirgantara dalam negeri
26 November 2024 16:07 WIB
Presiden Prabowo Subianto panggil menteri-menteri bahas bansos hingga gaji guru
26 November 2024 15:40 WIB