Tujuh komunitas adat suguhkan konser seni pada malam puncak Bele Kampung

id Kearifan lokal, Riau, komunitas adat, konser lintas seni

Tujuh komunitas adat suguhkan konser seni pada malam puncak Bele Kampung

Salah satu penampilan terbaik dalam pergelaran seni yang disuguhkan oleh komunitas masyarakat ada dalam iven Bele Kampung (Antara/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - Tujuh komunitas adat di Provinsi Riau menyuguhkan pertunjukan seni pada malam puncak iven kearifan lokalBele Kampung yang digelar di Desa Buluhcina.

Adapun tujuh komunitas adat yang menyuguhkan penampilan terbaik mereka yakni Komunitas Asli Anak Rawa, Pangeran Malau, Linayung (Tanjung Beringin), Tim Kesenian Joged Sonde, Grup Senandung Kampung Mengkapan, Suku Sakai dan Komunitas Adat Buluhcina.

Selain itu, performa yang memukau juga ditampilkan oleh DSakai, Geliga, Rino Dezapaty dan The Syndicate, Belacan Aromatic Ethnic Project dan Dayang Telani.

Musik bersenandung dengan mantra, menciptakan nuansa tradisional yang kental, sudah terasa saat penampilan perdana yang disuguhkan oleh Dayang Kelani "Bomo". Lirik yang digunakan adalah bagian dari salah satu mantra dari Suku Talang Mamak yang penuh makna dan bercerita. Karya ini diadaptasi dari Belian Besar yang diremix oleh Rino Rezapaty.

Sekretaris Yayasan Begawai Riau Independen, Fachrozi Amri mengucapkan rasa terimakasih tak terhingga atas antusiasme luar biasa dari masyarakat terhadap terselenggaranya acara ini.

"Yayasan Begawai Riau Independen telah meraih Dana Indonesiana dari Kemendikbud Ristek RI tahun 2023, untuk pelaksanaan kegiatan di tahun 2024. Dan alhamdulillah, respon masyarakat terhadap kegiatan ini juga sangat positif," ungkap Fachrozi.

Acara telah berlangsung selama tiga hari, 1-3 April dengan serangkaian kegiatan, sambungnya, termasuk permainan rakyat yang memberikan sentuhan budaya yang kental, sesuai dengan konsep yang diusulkan kepada program dana Indonesia tentang pendayagunaan ruang publik.

"Selain itu kita juga memberikan apresiasi kepada para tetua adat yang hadir, termasuk masyarakat adat seperti Anak Rawa Siak, Suku Sakai, Pangeran Malau, Linayung Tanjung Beringin, Joget Sonde, Senandung Kampung Mengkapan, dan Komunitas Eseni Buluh Cina," ucapnya.

"Kami harap, ke depan Desa Wisata Buluh Cina memperkaya dan mempromosikan kekayaan budaya lokal yang dimiliki, serta mempererat hubungan antar warga dalam semangat kebersamaan. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan untuk memperkuat identitas budaya daerah," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Buluhcina, Azrianto mengucapkan rasa terima kasih kepada Yayasan Begawai Riau Independen atas penghargaan yang diberikan dengan menjadikan Desa Buluhcina sebagai tempat acara Bele Kampung.