Pekanbaru (ANTARA) - Anak Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero yang beroperasi di Riau, PT Perkebunan Nusantara V memiliki inovasi dalam mewujudkan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan atau sustainable palm oil sekaligus efektif dan efisien dalam mendongkrak produktivitas.
Inovasi tersebut adalah penanganan ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS), salah satu jenis hama yang wajib diantisipasi karena berpotensi mengganggu produktivitas perkebunan kelapa sawit melalui penangkaran musuh alami Sycanus sp.
Penangkaran dan pengembangbiakan musuh alami itu menggunakan Natural Enemies Breeding House (NB House).
Senior Executive Vice President Operation PTPN V Ospin Sembiring dalam keterangannya di Pekanbaru, Selasa (7/11) mengatakan bahwa inovasi karyawan PTPN V kini telah diterapkan ke berbagai anak perusahaan di bawah naungan PTPN Group.
"Ide dasar inovasi ini sederhana, namun dampaknya sangat luar biasa. Inilah yang disebut sebagai inovasi, yakni memberikan dampak positif secara efektif dan efesien," jelasnya.
Ia pun tak dapat menyembunyikan rasa bangganya setelah inovasi yang dihasilkan karyawan PTPN V yang berhasil meraih juara pertama pada Planters Innovation Summit PTPN V 2023 tersebut diterapkan ke berbagai anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara.
Melalui surat edaran yang ditandatangani Direktur Produksi dan Pengembangan Mahmudi, inovasi NB House diterapkan secara serentak di sepuluh PTPN yang mengelola komoditi perkebunan kelapa sawit di seluruh Indonesia.
Sementara di PTPN V sendiri telah didirikan breediing house di 11 kebun yang langsung dikelola oleh asisten terkait yang sebelumnya mendapatkan pelatihan secara komprehensif.
"Tentu ini sebuah kebanggaan. Untuk kesekian kalinya inovasi yang dihasilkan planters PTPN V memberikan manfaat besar tidak hanya untuk kami, namun juga untuk seluruh anak perusahaan Holding Perkebunan," ujarnya.
Sycanus sp. sendiri merupakan predator alami yang mampu menekan populasi UPDPKS sehingga berperan penting sebagai dalam menjaga ekosistem di perkebunan kelapa sawit.
Teknis perbanyakan dan pelepasan Sycanus yang tepat mampu meningkatkan populasinya sehingga dapat menekan hama UPDPKS hingga di bawah ambang ekonomi.
Melalui NB House yang merupakan hasil inovasi Nava Karina, Ricardo Panjaitan, dan Andra Sumarno, populasi Sycanus dapat dikembangbiakkan secara maksimal dan dilepas secara bertahap ke lokasi perkebunan sawit yang diserang hama.
Nava Karina menambahkan bahwa ia dan rekannya melakukan penelitian NB House tersebut selama setahun lamanya sebelum dapat menyusun formula secara tepat.
Andra Sumarno menambahkan secara umum terdapat tiga fase pengembangbiakan Sycanus. Pertama adalah telur, nimfa, dan imago.
"Dan hanya pada Imago Sycanus dapat menjadi predator yang efektif. Kemudian, hasil riset kami menunjukkan bahwa dengan penangkaran musuh alami dan pelepasan serangga predator UPDKS mampu menekan dominansi populasi hama di lapangan yang bersifat ramah lingkungan. Efisiensinya, dengan berkurangnya populasi hama maka luas serangan hama akan berkurang sehingga upaya pengendalian dan penggunaan bahan kimia dapat dikurangi," tuturnya.
Berita Lainnya
Gunung Semeru erupsi dengan letusan setinggi 500 meter di atas puncak
05 October 2024 16:02 WIB
Dewa19 bersama Ello dan Virza akan gelar konser musik di Ambon Desember 2024
05 October 2024 15:57 WIB
PBB alokasikan dana kemanusiaan tambahan untuk atasi situasi buruk di Lebanon
05 October 2024 15:40 WIB
Favorit Ratu Elizabeth II hingga langganan ekspor Eropa-Amerika, PalmCo dukung Gerakan Cinta Produk PTPN
05 October 2024 15:05 WIB
Fenomena perubahan iklim ancam keberadaan pulau-pulau kecil di NTB
05 October 2024 14:57 WIB
HUT Ke-79 TNI tampilkan atraksi jet tempur Flanker vs Fighting Falcon
05 October 2024 14:40 WIB
HUT Ke-79 TNI, Ketua DPR Puan Maharani ingatkan prajurit selalu dekat dengan rakyat
05 October 2024 14:24 WIB
Belanda mengevakuasi 185 orang dalam penerbangan dari Lebanon
05 October 2024 14:16 WIB