Pedagang Belut Kering di Pekanbaru Kewalahan Pesanan

id pedagang belut, kering di, pekanbaru kewalahan pesanan

Pekanbaru, (AntaraRiau-News) - Para pedagang belut kering yang dijual di sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru, Riau, kewalahan pesanan akibat banyaknya permintaan dari berbagai pengusaha rumah makan di daerah itu.

"Kami sampai kewalahan tiap hari terus bertambah jumlah pesanan dari pengusaha rumah makan, maka terpaksa menjemput langsung ke Payakumbuh, Sumbar," kata Juhairi (46) pedagang belut kering ditemui di Pasar Rumbai, Pekanbaru, Rabu.

Menurut dia belut kering merupakan makanan kesukaan bagi warga Kota Pekanbaru, maka setiap rumah makan yang menyediakan menu tersebut akan banyak diminati pembeli.

Juhairi mengatakan, setiap hari ini dapat memasok sekitar 4.000 hingga 5.000 belut kering yang sengaja didatangkan dari Payakumbuh.

Belut dari Payakumbuh lebih diminati pembeli akibat rasa gurihnya ketimbang belut lokal, karena tidak dibudidayakan melainkan hidup liar di sekitar persawahan penduduk.

Sedangkan belut lokal dari Kota Pekanbaru adalah peliharaan dalam kolam yang setiap hari mendapatkan pasokan pakan yang mengandung kimia sehingga kurang memiliki cita rasa khas.

Pendapat serupa juga diutarakan Suhaemi (51) pedagang belut kering lainnya yang setiap hari berjualan di Pasar Kodim, Pekanbaru.

"Setiap hari habis saja terjual belut kering, tidak ada yang tersisa, malah kami kadang kekurangan stok akibat banyak permintaan," kata pedagang asal Biaro, Kota Bukittinggi, Sumbar itu.

Bahkan setiap hari suami dari Zuraida (45) itu mampu menjual sekitar 7.000 belut kering yang telah ditata dengan mengunakan bambu seperti tusukan sate.

Meski harga belut kering dalam pekan terakhirnya meningkat yang semula sebesar Rp950 per ekor menjadi Rp1.000/ ekor tapi tetap saja banyak diminati pembeli.

Belut kering lebih diminati warga Kota Pekanbaru dari pada belut yang masih hidup karena harus dibersihkan terlebih dahulu kemudian digoreng.

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2012

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.