Pontianak (ANTARA) - Ahli Gizi dari Universitas Tanjungpura Pontianak, Rahmania, S.Gz, M.P.H menyebutkan bahwa bagi orang tua yang memiliki buah hati yang susah makan maka harus diberi perhatian khusus sehingga kebutuhan gizi tercukupi agar terhindar dari kekerdilan (stunting).
"Anak susah makan itu harus diberikan perhatian penuh dengan beberapa pendekatan agar gizi yang dibutuhkan anak bisa terpenuhi. Dengan gizi terpenuhi maka bisa mencegah atau terhindar dari kekerdilan. Kekerdilan sendiri adalah ketika anak di usia 0 – 5 tahun gagal tumbuh maksimal atau kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusia nya," ujarnya di Pontianak, Selasa.
Baca juga: Penderita stunting Riau capai 28.171 balita
Ia menjelaskan bahwa pendekatan yang bisa dilakukan seperti variasi untuk makanan anak, sayur dicampur dengan bahan makanan lainnya
bentuk dan warna makanan yang menarik dan termasuk alat makan untuk menghidangkan makanan anak juga harus menarik agar buah hati ikut tertarik untuk makan.
"Perlu diperhatikan juga dan selama ini kita tidak memperhatikan bahwa anak itu banyak meniru orang tua. Sehingga orang tua juga harus memberikan contoh yang baik. Buah hati akan ikut makan orang tua misalnya seperti waktu makan bersama," papar dia.
Secara umum ia menilai pola makan yang sehat merupakan satu kunci yang dapat mencegah kekerdilan pada anak.
"Untuk mencegah kekerdilan pola makan yang sehat satu di antara solusinya. Umumnya untuk masyarakat luas Indonesia punya pedoman yang namanya piring makanku dan tumpeng gizi. Di situ diberikan contoh secara visual, dalam sehari seberapa banyak yang harus dikonsumsi, juga persentase satu zat gizi terhadap yang lain," jelas dia.
Fenomena di lapangan jelas dia, banyak ibu muda yang percaya ilmu atau informasi yang dibagikan di media sosial. Kadang informasi tersebut tidak disertai penelitian.
"Akan tetapi karena dibagikan oleh akun yang terkenal banyak percaya. Jadi pola yang diterapkan juga memang kurang tepat," kata dia.
Ia menambahkan kasus kekerdilan tidak semestinya soal mapan atau tidaknya orang tua si anak. Kadang juga kepada persoalan pola asuh. Jika orang tua yang mapan sibuk dengan pekerjaannya dan si anak dijaga nenek atau menggunakan jasa asisten rumah tangga atau lainnya.
"Belum lagi ada anak suka ngemil dan karena ngemil ia kenyang. Ia ngemil tadi dari sisi kebutuhan gizi tidak mencukupi. Orang tua menyuruh makan yang sehat ia sudah kenyang. Nah, itu yang perlu juga diperhatikan," jelas dia.
Ia menyebutkan bahwa saat ini di Kalbar dalam kasus kekerdilan berada posisi tiga besar di Indonesia.
"Kalbar berada di urutan ketiga paling tinggi di Indonesia. Dari 10 anak ada sekitar 3 - 4 orang mengalami kekerdilan di Kalbar. Hal itu menandakan Kalbar cukup parah. Rantai dan perilaku yang menyebabkannya sudah saatnya kita putus," kata dia.
Baca juga: Kampar cegah stunting dengan "3P"
Baca juga: Rvitalisasi posyandu untuk cegah stunting di Riau
Pewarta : Dedi
Berita Lainnya
Rusia berharap dapat lanjutkan dialog dengan AS usai kemenangan Donald Trump
16 November 2024 12:06 WIB
Presiden Prabowo Subianto bertemu PM Luxon bahas perdagangan hingga inovasi
16 November 2024 11:53 WIB
PT PAL dan Kemhan laksanakan proses keel laying kapal Fregat Merah Putih ke-2
16 November 2024 11:35 WIB
Donald Trump pilih Karoline Leavitt sebagai Sekretaris Pers Gedung Putih
16 November 2024 11:25 WIB
Simak LISA BLACKPINK buka Fan Meetup di Jakarta hingga Gaikindo soal PPN 12 persen
16 November 2024 11:16 WIB
SEVENTEEN dikabarkan akan tambah jadwal konser di Indonesia pada Februari 2025
16 November 2024 11:00 WIB
Ketua DPR Puan Maharani sebut judi daring berpotensi buat hak anak terabaikan
16 November 2024 10:38 WIB
Gunung Semeru mengalami beberapa kali erupsi pada Sabtu pagi
16 November 2024 10:32 WIB