Jakarta (ANTARA) - Nissan Motor Co berencana untuk memperluas pemangkasan pekerja menjadi lebih dari 10.000 orang untuk membuat bisnisnya lebih menguntungkan.
Seseorang yang mengetahui masalah itu, pada Rabu (24/7), mengatakan kepada Japan Times, dan mengindikasikan jalan sulit untuk produsen mobil yang tengah mengalami pergolakan manajamen itu.
Baca juga: Laba Nissan Global anjlok 50 persen pada 2018
Rencana global itu mencakup 4.800 PHK yang diumumkan pada Mei dan sebagian besar akan berada di pabrik-pabrik di luar negeri dengan tingkat pemanfaatan yang rendah.
Pemangkasan tenaga kerja itu akan diumumkan bersamaan dengan hasil keuangan pada Kamis, kata narasumber yang menolak disebut namanya karena informasi itu.
"Kami belum memutuskan apa yang akan kami umumkan (pada konferensi berita pendapatan Kamis), dan kami tidak mengomentari spekulasi (media)," kata juru bicara Nissan Koji Okuda, mengutip Japan Times, Kamis.
Pemotongan tersebut, melebihi tujuh persen dari total tenaga kerja Nissan yang berjumlah 139.000 orang sekaligus menyoroti besarnya masalah yang dihadapi Kepala Eksekutif Hiroto Saikawa, yang juga bergulat dengan hubungan yang retak dengan mitra aliansi Prancis Renault SA setelah penangkapan Carlos Ghosn.
Ghosn didakwa melakukan pelanggaran keuangan dan membantah melakukan kesalahan. Pekan ini, Ghosn dilaporkan melaporkan balik Nissan dan Mitsubishi setelah ia diberhentikan sebagai ketua Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi pada 2018 karena dituduh melakukan manipulasi laporan keuangan.
Nissan pada triwulan pertama 2019 melaporkan telah memproduksi lebih 2,090 juta unit kendaraan, turun 9,3 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 2,303 juta unit.
Sementara penjualannya pada periode itu tercatat 2,172 juta unit, juga turun 7,5 persen, dibanding Januari - Mei 2018 yang dilaporkan mencapai 2,347 juta unit.
Baca juga: Tanggapan Nissan Indonesia mengenai potensi Leaf jadi taksi listrik
Baca juga: All New Nissan Livina dan Serena hadir di Pekanbaru, begini keunggulannya
Pewarta: S026