Siak, Riau (ANTARA) - Pelaksana Tugas Bupati Siak, Alfedrimemanen madu kelulut hasil budidaya warga Kampung Lalang, Kecamatan Sungai Apit binaan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sekaligus mencicipinya dengan langsung disedot dari sarangnya.
"Khasiat madu kelulut ini sudah terbukti sangat baik untuk kesehatan, dan membantu menyembuhkan sejumlah penyakit" kata Alfedri di Sungai Apit, Jumat.
Alfedri usai mencicipi mengatakan bahwa saat percobaan sedotan kedua madu yang dipanen masih terasa manis. Namun saat pindah ke wadah kelulut lain barulah ia merasakan sensasi rasa agak dan sedikit kecut khas madu kelulut.
"Yang seperti ini bisa dikemas dalam paket wisata. Misalnya bertepatan musim panen Durian Lalang yang sudah sangat terkenal soal rasa. Pelancong bisa berwisata kesini sambil menikmati manisnya Madu Kelulut," ujarnya.
Baca juga: Masyarakat Riau Bisa Nikmati Madu Hutan Asli Lansung dari Sarang Lebah
Lebih lanjut ia berharap warga Siak di kecamatan lain juga bisa meniru keberhasilan Budidaya Madu Kelulut oleh warga Sungai Apit tersebut. Hal ini untuk mempercepat terwujudnya Program Nasional One Village One Product.
Pemilik Budidaya Madu Kelulut, Juandamengatakan, setiap kali panen usahanya bisa menghasilkan 80 liter Madu Kelulut, engan harga per liternya mencapai Rp500 ribu. Saat ini produksi panen yang dihasilkannya sudah bisa melayani pesanan dari luar daerah seperti Jakarta, Surabaya, dan Tanjung Pinang.
Menurut Juanda lebah Madu Kelulut atau Madu Trigona ini berbeda dengan Lebah Madu Sialang pada umumnya.
Bentuk tubuh Lebah Kelulut lebih kecil dari lebah Madu Sialang sehingga yang dihasilkan juga lebih sedikit.
"Namun harga jualnya jauh lebih tinggi dari Madu Sialang," jelasnya.
Baca juga: Madu Foresbi Asli dari Pohon Sialang
Sementara itu Manajer SHR RAPP Siak - Meranti Syamsuria M. Hasim mengatakan pihaknya telah memberangkatkan petani tersebut ke Selangor, Malaysia untuk belajar langsung seputar budidaya Madu Kelulut. Setelah studi banding tersebut kata dia, produksi meningkat dan masa panen bisa lebih cepat.
"Dulu panennya hanya enam bulan sekali, namun sekarang sudah bisa panen dua bulan sekali," ucap Syamsuria.
Kedepan kata dia melalui program Community Development (CD) perusahaan, pihaknya akan mengembangkan Budidaya Madu Kelulut secara berkelompok di berbagai kecamatan lainnya. "Saat ini baru ada dua kelompok pembudidaya, mudah-mudahan kedepan bisa menghasilkan lebih banyak kelompok. Setelah ini kami akan kembangkan di Sungai Mandau" papar dia.(adv)
Baca juga: Musholla untuk Desa Sotol
Berita Lainnya
Cegah karhutla, RAPP tingkatkan kemampuan 52 Ranger 5 kabupaten di Riau
17 December 2024 11:59 WIB
Sinergi DJP dan DJKN, edukasi lelang sukarela optimalkan penerimaan negara
10 December 2024 10:14 WIB
Karyawan RAPP dan APR berserta masyarakat peringati RGE Founder's Day 2024
09 December 2024 16:36 WIB
RAPP raih 4 penghargaan dalam wujudkan K3 dan "Zero HIV/AIDS" dari Pemprov Riau
21 November 2024 19:36 WIB
RAPP wujudkan harapan ratusan warga Kampung Rantau Panjang nikmati air bersih
27 September 2024 15:59 WIB
RAPP dampingi Rawang Kao menjadi Sentra Pisang Barangan secara berkelanjutan
18 September 2024 10:23 WIB
Rumah Batik Andalan berdayakan IRT di Pelalawan jadi pembatik handal
11 September 2024 14:38 WIB
Di ISF 2024, RGE paparkan upaya dukung transisi energi dan ekonomi hijau
08 September 2024 16:25 WIB