Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan lima titik panas Sumatera kali ini terkosentrasi di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam.
"Sore ini, satelit deteksi lima titik panas di Sumatera berada di Aceh," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Selasa.
Dia jelaskan titik panas itu memiliki level of confident atau tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di atas 50 persen.
Sedangkan wilayah lain, katanya, terutama di sembilan provinsi pada pulau terbesar ketiga di Indonesia dinyatakan satelit milik NASA nihil titik panas.
Termasuk di Riau, walau pagi tadi terdeteksi empat titik panas terdapat pada dua kabupaten yakni di Siak dan Rokan Hilir masing-masing dua titik.
"Satelit tidak memantau adanya titik panas di Riau karena daerah itu masih berada di puncak kemarau basah hingga November mendatang," ucap Slamet.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemarin dilaporkan, menggeser tujuh unit helikopter dan pesawat pengebom air dari Provinsi Riau, setelah wilayah itu dianggap kondusif dari karhutla.
"Hasil rapat bersama Menkopolhukam beberapa waktu lalu, Riau dianggap sudah kondusif dari Karhutla. Untuk itu, BNPB menggeser pesawat kembali ke Jakarta," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau, Edwar Sanger.
Dia mengatakan, empat unit helikopter yakni tipe MI-8MVT registrasi UR-CMI, MI-8MVT registrasi UR-CMJ, MI-171, dan MI-172 diperbantukan BNPB secara bertahap sejak April tahun ini.
Selain helikopter, lanjutnya, dua pesawat pengebom air tipe Air Tractor dan satu pesawat modifikasi cuaca jenis Cassa juga turut ditarik ke Jakarta.
Meski begitu, Edwar mengatakan BNPB, tetap menyiagakan dua heli tipe Sikorsky dan MI-8 di Riau, mengingat karhutla masih terpantau di sejumlah wilayah.
"Kita minta dua helikopter Sikorsky masih tetap berada di Riau untuk siaga mengingat masih terpantau titik panas," ujarnya.
Provinsi Aceh Ditengarai Menjadi Pusat Titik Api Sumatera
