Kurs dolar eror, bisnis Riau tidak terpengaruh

id Ekonom Universitas Riau, Dr. Dahlan Tampu Bolon, mengatakan bisnis di Riau, tidak berpengaruh terkait kesalahan pada penelusuran google, terhadap nila

Kurs dolar eror, bisnis Riau tidak terpengaruh

Ekonom Universitas Riau Dr. Dahlan Tampubolon SE, MSi. ANTARA/HO-Humas Unri. (3)

Pekanbaru (ANTARA) - Ekonom Universitas Riau Dr. Dahlan TampubolonSE, MSi, mengatakan bisnis di Riau tidak berpengaruh terkait kesalahan pada penelusuran google terhadap nilai tukar rupiah yang menguat ke level Rp8.170,65 per dolar AS itu pada Sabtu (1/2) sore.

"Karena dalam transaksi yang menggunakan valuta asing, tiap bank sudah menetapkan nilai beli dan nilai jual. Kementerian Keuangan dalam hal pengenaan tarif, bea dan pajak juga sudah memiliki patokan nilai rata-rata," kata Dahlan Tampu Bolon di Pekanbaru, Minggu.

Menurut dia, contoh bisnis yang selalu menggunakan acuan harga dolar dalam penetapan harga adalah pedagang barang elektronik. Misalnya laptop atau handphone. Mereka selalu mengambil acuan di salah satu bank nasional yang mereka percaya untuk menentukan harga jual produknya ke rupiah.

Informasi dari Google, katanya mungkin bersumber dari data yang salah atau penyuntingnya yang kurang cakap sehingga terjadi disinformasi sesaat ini jelas merugikan masyarakat.

"Apresiasi rupiah yang sangat cepat dari Rp16.200 menjadi Rp8.170 sangat merugikan masyarakat Riau, karena komponen ekspor dalam pembentukan PDRB Riau sangat besar," katanya.

Sementara itu ekonomi Riau sangat terbuka dan komoditas ekspor banyak diusahakan oleh masyarakat Riau. Seperti sawit (dan turunannya), kertas dan pulp, kelapa, dan komoditas lain.

Jika rupiah menguat sangat tinggi, katanya lagi, maka harga di pasar global untuk produk produk tersebut menjadi tidak kompetitif.

Beberapa diuntungkan akibat apresiasi rupiah adalah para importir dan pengutang keluar negara, di mana utang mereka dalam bentuk dolar tetap tapi dalam bentuk rupiah turun drastis.

"BI dalam setiap harimasih mengintervensi harga dolar, baik karena apresiasi rupiah yang kuat maupun depresiasi rupiah yang dalam," katanya.

Dolar saat ini sekitar Rp16.200,kalau Rupiah ter-apresiasi, per satu dolar menjadi Rp15.400 atau terdepresiasi menjadi per satu dolar menjadi Rp17.100 dalam sehari, tentu BI lebih dulu mengintervensi secara hidenatau tersembunyi untuk menjaga kepercayaan pasar terhadap rupiah.

"Lalu ini per satu dolar kok bisa menjadi Rp8.170,65 ? Bukan sebuah fenomena, karena pada berbagai situs tidak muncul angka tersebut." demikian Dahlan.