Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya transformasi digital untuk diterapkan pada bidang ekonomi, khususnya keuangan, seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi.
Dalam sambutannya pada acara "Peresmian Pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Karya Kreatif Indonesia (FEKDI x KKI) 2024" di JCC Senayan, Jakarta, Kamis, Presiden Jokowi mengatakan di tengah perlambatan dan ketidakpastian ekonomi dunia, seluruh instrumen harus dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Transformasi digital khususnya bidang ekonomi bidang keuangan sangat penting apalagi dengan pesatnya teknologi saat ini," kata Presiden Jokowi.
Presiden menyampaikan potensi peluang ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan tumbuh empat kali lipat pada 2030 mencapai 210-360 miliar dolar AS atau setara Rp5.800 triliun.
Selain itu, Presiden juga memprediksi pembayaran digital akan tumbuh 2,5 kali lipat pada 2030 mencapai 760 miliar dolar AS atau setara Rp12.300 triliun.
"Sebuah angka yang sangat besar sekali. Dan, juga kita didukung oleh puncak bonus demografi di tahun 2030 yaitu 68 persen berusia produktif, termasuk di dalamnya gen Y, Z, dan Alpha," kata Presiden.
Penggunaan ponsel yang terus tumbuh dan didukung bonus demografi juga tentunya akan berpengaruh pada ekonomi digital.
Kepala Negara merinci jumlah ponsel aktif di Indonesia mencapai 354 juta unit, melebihi jumlah penduduk yang mencapai 280 juta jiwa. Artinya, satu orang bisa memiliki ponsel lebih dari satu.
Oleh sebab itu, Presiden meminta OJK dan Bank Indonesia untuk meningkatkan perlindungan di sektor ekonomi digital, serta meningkatkan literasi keuangan yang masih rendah.
Baca juga: Pustaka digital inovasi Bhabinkamtibmas di Desa Bokor kembangkan pendidikan di pulau terluar Meranti
Baca juga: Tingkatkan transaksi digital, Bank Mandiri Pekanbaru pacu layanan Livin dan Kopra