Jakarta (ANTARA) - Masyarakat seringkali ikut terlibat tegang dan stres pada saat suasana pascapemilu bagi pendukung atau pengusung kandidat tertentu, karena takut calon yang dipilih tidak memenangkan kontestasi.
Ketika caleg yang dipilih tidak memenangkan kursi yang diinginkan, kekecewaan bisa menjadi momok yang mengganggu kesejahteraan mental diri.
Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meredakan stres dan menghadapi situasi ini dengan lebih tenang.
Pakar Psikologi Sosial dari Universitas Indonesia Dicky C. Pelupessy mengatakan masyarakat dapat melakukan relaksasi stres agar tidak mengganggu ketika melakukan kegiatan.
"Coba relaksasi stres dengan menarik nafas, kemudian keluarkan, dan dilakukan berulang. Jangan dipikirkan hal-hal yang membuat jadi tidak enak dan mengganggu,” kata Dicky saat dihubungi ANTARA, Jumat.
Selain itu, dapat melakukan relaksasi lain sesuai preferensi diri, seperti mendengarkan musik, relaksasi berkebun, relaksasi nonton film, nonton yang lucu-lucu relaksasi itu juga bisa dapat ketika kita beribadah.
Adapun, menurut Dicky, bagian yang terpenting adalah kembali untuk mengendalikan pikiran dari hal-hal yang membebankan agar hidup dapat berjalan sebagaimana mestinya.
“Pengendalian pikiran juga penting gitu. Pikiran dikendalikan dengan baik, seperti jangan pikirkan menang atau kalahnya caleg yang kita pilih, kalau tidak menang ya sudah, itu adalah kompetisi dan tugas kita hanya memilih saja,” ungkapnya.
Dalam menghadapi hasil pemilu yang mungkin tidak sesuai dengan harapan, penting bagi masyarakat untuk mengenali dan mengelola stres yang mungkin timbul, terutama bagi masyarakat yang mendukung caleg yang tidak terpilih saat Pemilu 2024.
Meskipun perjuangan politik memang membawa harapan dan mimpi, namun ketika kenyataannya tidak sesuai dengan yang diinginkan jangan sampai membuatnya berlarut hingga menimbulkan stres yang berkepanjangan.
Baca juga: Pemilu - Caleg Stres Bisa Berobat Gunakan BPJS
Baca juga: Pemilu - RSUD Pelalawan Bersiap Hadapi Lonjakan Caleg Stres