Jakarta (ANTARA) - Sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS Medicine menunjukkan wanita yang mengalami migrain lebih rentan terkena serangan jantung dibandingkan pria.
Peneliti Aarhus University di Denmark seperti disiarkan Medical Daily, Jumat (22/9) mempelajari hubungan antara migrain dan peningkatan risiko masalah kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung pada wanita.
Mereka memeriksa rekam medis orang-orang di Denmark berusia 18 hingga 60 tahun, dari tahun 1996 hingga 2018 dan mengidentifikasi orang-orang yang menderita migrain berdasarkan catatan resep obat mereka.
Tim peneliti lalu membandingkan risiko serangan jantung, stroke iskemik, dan stroke hemoragik sebelum usia 60 tahun dengan risiko yang dimiliki orang-orang pada populasi umum tanpa migrain.
Mereka mengamati baik pria maupun wanita yang sering mengalami sakit kepala migrain menghadapi peningkatan risiko stroke iskemik, sedangkan risiko serangan jantung atau stroke hemoragik lebih tinggi pada wanita.
Stroke dapat terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat atau terjadi pendarahan mendadak di otak. Kondisi ini terbagi menjadi dua salah satunya stroke iskemik yang merupakan jenis stroke paling umum. Stroke iskemik terjadi saat arteri tersumbat yang seringkali disebabkan oleh penumpukan kolesterol atau penggumpalan darah.
Selain itu, ada juga stroke hemoragik yang terjadi akibat terjadi pendarahan mendadak di otak karena pecahnya pembuluh darah, sehingga memberi tekanan pada sel-sel otak dan merusaknya.
Penulis utama studi Cecilia Hvitfeldt Fuglsang mengatakan ingin para dokter menyadari hubungan antara migrain dan risiko kardiovaskular bagi pria dan wanita.
Penelitian sebelumnya menunjukkan pasien migrain juga lebih mungkin menderita berbagai kondisi mental dan fisik seperti depresi, epilepsi, fibromyalgia, sindrom iritasi usus besar (IBS), kesulitan pendengaran, asma, dan masalah tidur.
Baca juga: Akupuntur bisa bantu tangani keluhan migrain, begini penjelasannya
Baca juga: Inilah 5 tips atasi migrain tanpa obat