Bupati Beri Tips Bertani Yang Menguntungkan

id bupati beri, tips bertani, yang menguntungkan

Bupati Beri Tips Bertani Yang Menguntungkan

Siak Hulu, (Antarariau.com) - Bupati Kampar Jefry Noer dan Ketua Tim Penggerak PKK Eva Yuliana tertawa renyah saat menyaksikan selusin ibu-ibu lanjut usia menari gemulai di depan mereka. Ibu-ibu itu adalah penari selamat datang yang biasanya dilakukan oleh perempuan remaja.

“Luar biasa kelompok tani Lestari Jaya ini. Mereka tak hanya jadi petani handal. Tapi ibu-ibu nya juga jago menari,” kata Jefry masih dengan tawa lepas.

Selasa jelang siang (18/2), Jefry, Eva, Kadis Bina Marga Zulkifli, Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Hendri Dunan dan Camat Siak Hulu Joni Syafril datang ke Desa Pandau Jaya Siak Hulu.

Bersama Kelompok Tani Lestari Jaya yang diketua M Siswanto, mereka memanen bawang merah milik kelompok itu di atas lahan seluas hampir seperempat hektar. “Nggak puas saya kalau nyambut bawangnya sedikit. Yuk, kita cabuti lagi,” Jefry kembali mengajak Eva dan yang lain untuk memanen bawang merah itu lebih banyak lagi.

Lepas panen bawang merah, Jefry bersama rombongan bergerak kea rah tenda persis di depan rumah Siswanto. Di sana, Jefry memberikan arahan tentang pertanian. “Saya minta ke depannya, kelompok tani ini bisa lebih serius lagi. Saya ingin kelompok ini menjadi percontohan di Siak Hulu ini. Saya minta apa-apa yang kurang segera diperbaiki,” pinta Jefry.

Untuk jaluran tanaman bawang merah kata Jefry tak boleh kurang dari 120 sentimeter. Parit antara jaluran tak boleh terlalu lebar. “Yang paling penting itu, saudara musti vokus. Bikin saja masing-masing 2000 meter. Ingat, tanaman bawang baru dikatakan sukses apabila bisa menghasilkan 23 ton basah. Kalau kurang, berarti belum feasible,” katanya.

Lantaran yang disarankan Jefry hanya 2000 meter, maka bibit bawang merah yang digunakan paling sekitar 200 kilogram. Modalnya Rp 23 juta. “Dari luasan 2000 meter ini, musti bisa menghasilkan 3 ton. Kalau nggak, rugi,” ujarnya.

Kalau tanamannya cabai merah, hasil dari 2000 meter persegi itu musti bisa 4,5 ton. “Kalau nggak bisa, ya sama saja dengan bawang merah tadi. Belum feasible,” Jefry mengurai panjang lebar.

Jefry kemudian mengingatkan kepala desa dan camat. Bahwa camat dan kades juga bisa jadi petani. Tapi petani entrepreneurship. “Saudara bukan jadi tukang cangkol. Tapi jadi menejernya. Bikinlah pertanian yang bagus biar masyarakat meniru. Biar di hati mereka berkata kalau kades dan camat saja mau bertani,” pinta Jefry.

Saat ini kata Jefry, Pemkab Kampar sedang menggeber yang namanya Lima Pilar Pembangunan

Dengan zero kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh. Program ini tak akan sukses apabila tidak dibarengi kebersamaan dan gotong-royong.

Kunci kebersamaan dan gotong royong itu kata Jefry adalah tidak membeda-bedakan suku dan agama. “Suku dan agama apapun, kalau dia sudah lima tahun berturut-turut berkelakuan baik dan tinggal di Kampar, maka dia sudah menjadi orang Kampar. Dan kesenian yang mereka bawa juga menjadi kesenian Kampar. Entah itu tor-tor atau reog,” ujarnya.

Mendengar uraian Jefry tadi, Siswanto berjanji akan lebih serius lagi menjalankan sistim pertanian yang sudah dijalankan oleh kelompok taninya. “Support seperti inilah yang sangat kami harapkan. Pak Bupati, walau sibuk tapi masih bisa menyemangati kami secara langsung,” katanya.

Dinas Pertanian juga seperti itu. “Kami akan terus berupaya lebih baik lagi dibanding tahun lalu. Kami akan berupaya lebih komunikatif lagi dengan masyarakat petani. Dan kami akan berupaya lebih memberikan hal-hal yang feasible untuk dikerjakan oleh para petani itu,” kata Hendri Dunan.

Sebagai komandan ibu-ibu PKK di Kabupaten Kampar, Eva justru tak henti-hentinya mengajak kaum ibu untuk bisa menjadi ibu kreatif tanpa harus mengabaikan tugas sebagai istri dan ibu anak-anak.

“Saya terus menyemangati mereka. Biar mereka bisa menjadi penyangga ekonomi rumah tangga tanpa harus mengabaikan tugas pokoknya di rumah. Dan itu bisa dilakukan oleh ibu-ibu, asal mereka punya keinginan dan mau menjalankan,” kata Eva. (humas kampar)