Jakarta (ANTARA) - Tesla dilaporkan sedang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sebagian pekerja di Giga Shanghai dari jalur manufaktur baterai, hanya satu hari setelah produsen mobil di China secara kolektif setuju untuk menjaga ketertiban pasar yang adil di tengah perang harga yang sedang berlangsung.
Produsen mobil AS ini mulai memberitahukan karyawan jalur perakitan baterai awal pekan ini, seperti dilaporkan Bloomberg dengan mengutip sumber terdekat. Tesla tidak mengizinkan para karyawan berbicara ke publik, sehingga mereka meminta anonimitas.
Alasan pasti di balik pemutusan hubungan kerja ini belum jelas, dan tidak ada indikasi berapa banyak pekerja yang di-PHK. Laporan tersebut menyebutkan bahwa Tesla menawarkan beberapa pekerja opsi untuk dipindahkan ke lokakarya yang berbeda seperti stempel, pengecatan, atau perakitan umum.
CEO Tesla, Elon Musk, berada di Giga Shanghai pada Juni 2023, di mana ia mengagumi energi positif dan semangat untuk menyelesaikan tugas.
Kemudian, ia juga berterima kasih kepada para pekerja Giga Shanghai dalam sebuah cuitan di Twitter, atas "pekerjaan yang luar biasa dalam mengatasi banyak rintangan selama bertahun-tahun".
Fasilitas tersebut merupakan salah satu pabrik terbesar Tesla secara global, dengan 20.000 staf dan kapasitas untuk memproduksi sekitar satu juta mobil listrik setiap tahunnya. Ini merupakan pusat operasi global perusahaan, karena lebih setengah dari semua Tesla yang terjual di seluruh dunia diproduksi di Giga Shanghai.
Selain itu, modul baterai dari LG Energy Solution Ltd. dan CATL yang digunakan dalam varian Model 3 dan Model Y dirakit di fasilitas baterai Giga Shanghai.
Tesla kabarnya akan menggabungkan mesin otomatisasi di jalur baterai, yang bisa menjadi salah satu alasan pemangkasan tenaga kerja manusia.
Rencana ekspansi Tesla di Gigafactory Shanghai baru-baru ini menjadi sorotan, karena merek tersebut mencari peningkatan kapasitas produksi powertrain dan menambah jalur produksi baterai baru di area terdekat.
Namun, rencana tersebut mengalami kendala birokrasi setelah muncul kekhawatiran akan kelebihan pasokan dan dampak perang harga.
Output Giga Shanghai pada kuartal kedua 2023 mencapai rekor baru di China setelah merek ini menjual 247.217 unit antara April dan Juni 2023.
Perusahaan ini juga mencatat rekor penjualan kuartalan baru secara global setelah menjual total 466.140 unit Model 3, Model Y, Model S, dan Model X.
Bagian dari pertumbuhan penjualan tersebut dapat dikaitkan dengan pemangkasan harga agresif yang dimulai awal tahun ini, yang menyebabkan kekacauan di pasar mobil China.
Kemarin, 16 merek, termasuk Tesla, menandatangani komitmen untuk mengembalikan kerangka pasar yang adil. Demikian seperti disiarkan Inside Evs, Jumat (7/7).
Baca juga: Chevrolet Trailblazer listrik secara resmi mulai diproduksi massal di Meksiko
Baca juga: Penjualan kendaraan SUV tinggi, ini daya pikat seri Almaz untuk konsumen
Berita Lainnya
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB