Jakarta (ANTARA) - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan pertumbuhan impor akan lebih tinggi dibandingkan ekspor pada 2023, yang didorong penguatan permintaan domestik.
Menurut dia, permintaan domestik pada 2023 didorong oleh pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan keputusan untuk melanjutkan proyek strategis nasional (PSN), sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Namun demikian, Faisalmengatakan pertumbuhan impor pada 2023 cenderung melemah dibandingkan 2022, karena harga minyak yang turun dan antisipasi penurunan ekspor.
Sedangkan, ia menyebut pelambatan pertumbuhan ekspor pada 2023 disebabkan oleh penurunan harga komoditas, terutama batu bara, yang didorong oleh permintaan global yang lesu di tengah meningkatnya risiko perlambatan ekonomi global.
"Meski diproyeksikan menyusut, surplus neraca perdagangan bisa bertahan lebih lama karena kita melihat penurunan harga komoditas lebih bertahap," kata Faisal.
Ia juga memperkirakan cadangan devisa nasional akan berada di kisaran 135-140 miliar dolar AS pada akhir2023atau tidak terlalu jauh dibandingkan sebesar 137,2 miliar dolar AS pada Desember 2022.
"Kami mengantisipasi bahwa neraca transaksi berjalan akan berubah menjadi defisit yang dapat dikelola sekitar 1,10 persen dari PDB pada 2023 dari perkiraan surplus sebesar 1,05 persen dari PDB pada 2022," kata Faisal.
Sedangkan, terkait neraca keuangan, dia memperkirakan akan menghadapi sejumlah tantangan pada 2023, namunpotensinya tetap terlihat.
Beberapa tantangan tersebut di antaranya adalah meningkatnya kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global yang bisa memicu sentimen risk-off di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, karena investor cenderung beralih ke aset safe-haven.
Selain itu, pembukaan kembali ekonomi China yang bisa menarik investor untuk mencari penyeimbangan portofolio di Asia.
Namun demikian, ia menyebut kebijakan pemerintah untuk terus melakukan hilirisasi sumber daya alam dapat menarik lebih banyak aliran investasi langsung ke Indonesia.
Selain itu, lanjut Faisal, upaya mempertahankan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alamjuga dapat menghambat penempatan aset ke luar negeri.
Baca juga: WIMA lakukan ekspor sepeda motor listrik Gesits ke Nepal
Baca juga: Kadin Indonesia dukung larangan ekspor bijih bauksit demi nilai tambah SDA
Berita Lainnya
Presiden Prabowo Subianto bertemu PM Luxon bahas perdagangan hingga inovasi
16 November 2024 11:53 WIB
PT PAL dan Kemhan laksanakan proses keel laying kapal Fregat Merah Putih ke-2
16 November 2024 11:35 WIB
Donald Trump pilih Karoline Leavitt sebagai Sekretaris Pers Gedung Putih
16 November 2024 11:25 WIB
Simak LISA BLACKPINK buka Fan Meetup di Jakarta hingga Gaikindo soal PPN 12 persen
16 November 2024 11:16 WIB
SEVENTEEN dikabarkan akan tambah jadwal konser di Indonesia pada Februari 2025
16 November 2024 11:00 WIB
Ketua DPR Puan Maharani sebut judi daring berpotensi buat hak anak terabaikan
16 November 2024 10:38 WIB
Gunung Semeru mengalami beberapa kali erupsi pada Sabtu pagi
16 November 2024 10:32 WIB
BMKG ingatkan waspada potensi hujan berpetir pada Sabtu di sejumlah kota besar
16 November 2024 10:16 WIB