Hasto Kristiyanto: Bangsa Indonesia harus berani menatap masa depan

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Hasto

Hasto Kristiyanto: Bangsa Indonesia harus berani menatap masa depan

Doktor Ilmu Pertahanan Universitas Pertahanan (Unhan) yang juga Sekje. DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kanan) dalam seminar bertema "Implementasi Pancasila untuk Memperkokoh Nasionalisme dan Bela Negara pada Civitas Akademika Perguruan Tinggi", di Kampus Unhan Sentul, Bogor Jawa Barat, Rabu (29/6/2022). (ANTARA/HO-Dokumen pribadi)

Jakarta (ANTARA) - Doktor Ilmu Pertahanan Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto menyatakan bangsa Indonesia harus berani menatap masa depan yang cerah dengan Pancasila sebagai ideologi yang bekerja ("working ideology").

Hasto yang menjadi Sekjen DPP PDIP itu menyampaikan hal itu dalam Seminar Peringatan Hari Lahir Pancasila dengan tema "Implementasi Pancasila untuk Memperkokoh Nasionalisme dan Bela Negara pada Civitas Akademika Perguruan Tinggi", di Kampus Unhan Sentul, Bogor Jawa Barat, Rabu.

Sebagai pembicara kunci di seminar itu Rektor Unhan Laksdya TNI Amarulla Octavian dan narasumber lainnya Guru Besar Unhan Prof. Pribadiyono serta Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah.

Hasto mengatakan dalam disertasinya mengenai Gepolitik Soekarno ditemukan bahwa Pancasila terbukti sebagai ideologi yang berfungsi secara geopolitik karena berhasil membuat bangsa di Asia dan Afrika merdeka berkat campur tangan Indonesia.

"Pancasila adalah jawaban atas tata dunia yang dipenuhi ketidakadilan. Banyak negara merdeka karena Pancasila kita," kata Hasto.

Ia berpendapat Pancasila menjadi sebuah ideologi yang bekerja ("working ideology") yang menjadi landasan jalannya pemerintahan. Pancasila menghasilkan sistem politik dan perekonomian yang khas Indonesia.

"Dengan demikian kita sebagai bangsa harus berani menatap masa depan yang cerah," tegas Hasto.

Hasto mengungkapkan paparan Prof. Pribadiyono di seminar itu melihat aspek penting bagaimana wawasan kebangsaan dan semangat bela negara, tak hanya dibangun dari kesadaran kognitif, namun "emotional bonding".

"Tak mungkin memahami Pancasila tanpa keseimbangan otak kiri dan kanan. Tak mungkin melaksanakan Pancasila tanpa rasa cinta Tanah Air berkobar sehingga penting ada perubahan 'mindset' yang terkungkung pada pandangan sempit harus ada transformasi 'mindset'," paparnya.

Dia menambahkan transformasi "mindset" atau pola pikir sangat diperlukan, bahwa memahami Pancasila harus dilihat semangat progresivitasnya.

"Semua sila Pancasila mengandung semangat yang progresif sehingga kemajuan Indonesia Raya dapat dicapai sepenuhnya," kata Hasto Kristiyanto.

Baca juga: Megawati ingatkan ilmu harus dipraktikkan bagi kemajuan bangsa bagi wisudawan Unnes

Baca juga: Hasto Kristiyanto sebut usulan penundaan Pemilu tak miliki landasan hukum kuat