Menperin Agus Gumiwang sebut beberapa negara serius jadikan batik komoditas ekspor

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Menperin,batik

Menperin Agus Gumiwang sebut beberapa negara serius jadikan batik komoditas ekspor

Ilustrasi - Sejumlah perajin membatik dengan bahan alami di Jarum, Bayat, Klaten, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan meskipun batik Indonesia merupakan komoditas paling terkenal di dunia, namun saat ini produk tersebut ditemukan di banyak negara seperti Malaysia, Thailand, India, Srilanka, Iran, dan negara-negara di benua Afrika, bahkan beberapa negara menjadikan batik sebagai komoditas ekspornya.

"Penggunaan batik di dunia dewasa ini semakin populer, sehingga menjanjikan potensi ekonomi yang sangat besar. Beberapa negara seperti Tiongkok, Vietnam, dan Malaysia secara serius menjadikan batik sebagai komoditas ekspor," kata Menperin saat menghadiri Puncak Perayaan Hari Batik Nasional secara virtual di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Retno Marsudi sebut batik sebagai "soft power" diplomasi Indonesia

Menurut Agus, negara-negara tersebut terus mengembangkan mesin batik printing yang semakin canggih, termasuk meniru desain dan corak batik Indonesia dengan tujuan merebut pasar-pasar yang selama ini diisi batik Indonesia, bahkan pasar di domestik RI.

Dengan semakin populernya batik di dunia, lanjut Menperin, persaingan global, termasuk gempuran produk impor, merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh industri batik Indonesia.

Baca juga: Kita harus bangga karena batik mampu tunjukkan identitas bangsa

Tantangan lain yang dihadapi oleh industri batik Indonesia adalah faktor sumber daya manusia (SDM).

Dalam industri batik, menurut dia, jumlah tenaga kerja dengan kualitas dan keterampilan yang tinggi sangat diperlukan. Kebutuhan SDM yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan inovasi desain sangat penting.

Baca juga: Presiden Joko Widodo sebut batik jadi bagian gaya hidup Indonesia yang mendunia

Sementara jumlah SDM yang memiliki keterampilan dan kemampuan desain sangat sedikit. Pembatik tulis jumlahnya semakin terbatas dan banyak yang telah berusia lanjut.

"Karena itu, perlu ada upaya-upaya serius untuk mempercepat proses regenerasi seni batik tulis. Ini tentunya harus digalakkan di kalangan generasi muda dengan menumbuhkan minat dan keterampilan di kalangan mereka untuk terjun ke industri batik," ujar Agus.

Baca juga: Sandiaga Uno sebut Hari Batik Nasional tumbuhkan kecintaan dan rasa bangga pada budaya

Kemenperin melalui Balai Besar Kerajinan dan Batik terus menerus melakukan berbagai kegiatan pendidikan, pengembangan desain, dan promosi agar perkembangan batik Indonesia tetap memiliki regenerasi yang baik dan memiliki daya saing global serta diminati oleh pasar.

Kemenperin mencatat, capaian ekspor batik pada 2020 mencapai 532,7 juta dolar AS dan pada triwulan I 2021 mencapai 157,8 juta dolar AS.

Menurut Menperin, industri batik telah berperan penting bagi perekonomian nasional dan berhasil menjadi market leader pasar batik dunia.

Baca juga: Jelang Hari Batik Nasional, Dekranas X Tokopedia akan gelar pameran online