Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan dampak pemanasan global semakin nyata di Indonesia dan mereka memprediksi tutupan es di Puncak Jaya, Papua, akan sepenuhnya hilang di 2025.
"Sudah akan hilang, jadi tentunya kalau Puncak Jaya Wijaya sudah tidak ada esnya, artinya pemanasan global benar-benar telah terjadi serius, dan siap-siap cuaca ekstrem itu akan menjadi hal yang normal," kata Dwikorita dalam pidato kunci peluncuran Dokumen Kebijakan Pembangunan Berketahanan Iklim yang dilakukan Bappenas di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Pemain ski tewas tertimbun longsor salju di New Mexico
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tim BMKG di Puncak Jaya, pada Juni 2010 ketebalan es di sana mencapai 31,49 meter. Tebal es berkurang ~526 meter dari 2010 sampai dengan 2015, dengan rata-rata ~1,05 meter per tahun.
Namun diketahui dari penelitian berikutnya tebal es menjadi berkurang ~5,7 meter dari November 2015 sampai dengan November 2016. Saat itu merupakan tahun dengan El Nino kuat.
Pada Februari 2021, susut es di Puncak Jaya telah mencapai 23,46 meter. Sehingga BMKG memprediksi tutupan es di sana akan hilang di 2025, menurut Dwikorita.
Sebelumnya ia menjelaskan tren emisi gas rumah kaca (GRK) di Indonesia berdasarkan data 1981 sampai dengan 2020 terlihat fluktuatif meningkat. Konsentrasi karbon dioksida (CO2) masih di bawah rerata global, namun beberapa grafik yang lebih tinggi dari rata-rata global sangat terkait dengan kejadian kebakaran hutan dan lahan yang dipicu oleh iklim ekstrem.
BMKG juga menganalisis tren temperatur di Indonesia dan menemukan kenaikan suhu udara masih di bawah anomali suhu global, namun keduanya mengalami kenaikan cukup signifikan mulai dari tahun 1970-an.
"Dan tahun 2020 merupakan tahun terpanas kedua setelah tahun 2016," ujar Dwikorita.
Perubahan iklim global berdampak pada temperatur di Indonesia. Ilustrasi di pulau-pulau utama menunjukkan temperatur yang terus naik hingga akhir abad 21.
Namun, ia mengatakan jika emisi GRK dapat diminimalkan maka kurva kenaikan temperatur akan melandai mendekati tahun 2100. Kenaikan temperatur akan lebih tinggi bila emisi gas rumah kaca tidak dikendalikan, sehingga setiap wilayah di Indonesia akan mengalami kenaikan temperatur signifikan di akhir abad.
Baca juga: Lima orang pendaki asal Ceko tewas akibat tertimbun longsoran salju di Austria
Pewarta: Virna P Setyorini
Berita Lainnya
WALHI dorong pemerintah untuk optimalkan upaya pengurangan sampah
14 November 2024 17:02 WIB
BKSDA catat masih ada 120 ekor gajah Sumatera yang hidup di TNBT Jambi
14 November 2024 16:48 WIB
Italia harapkan agar hubungan dagang lebih baik dengan Indonesia
14 November 2024 16:07 WIB
Madrasah akan ikuti kebijakan Kemendikdasmen soal mata pelajaran AI dan Coding
14 November 2024 16:01 WIB
Rusia akan respons penempatan pangkalan pertahanan Amerika Serikat di Polandia
14 November 2024 15:54 WIB
Pengamat nilai timnas Indonesia perlu kerja keras untuk imbangi Jepang
14 November 2024 15:46 WIB
Ahli BRIN imbau warga di pesisir waspadai banjir rob imbas fenomena "Supermoon"
14 November 2024 15:08 WIB
Bawaslu sebut tidak temukan dugaan pelanggaran pemilu di Kepulauan Seribu
14 November 2024 14:59 WIB