Indragiri Hilir (ANTARA) - Sembahyang kubur atau Ceng Baeg di Kabupaten Indragiri Hilir dibatalkan akibat dampak virus corona atau COVID-19 yang berasal dari Wuhan, China.
Ketua Persatuan Sosial Masyarakat Tionghoa Indonesia (PSMTI) InhilHery Jono Jailani, Selasa, menuturkan puncak sembahyang kubur pada 4 April 2020 terpaksa dibatalkan.
Namun, Hery tidak bisa melarang jika warga ingin melaksanakan sembahyang kubur secara pribadi.
"Tapi kalau ada warga yang mau melaksanakan secara pribadi, kita juga tidak bisa melarang. Tapi yang sifatnya bersama-sama itu tidak," katanya usai penyemprotan disinfektan.
Pada saat sembahyang kubur, ribuan warga Tionghoa biasanya memadati pemakaman untuk menghormati jasa-jasa orangtua dan leluhur mereka.
Di Inhil, tepatnya di Desa Perigi Raja, Kecamatan Kuala Indragiri (Kuindra) sembahyang kubur dilakukan secara bersama dan selalu ramai dihadiri warga setiap tahunnya baik dari luar daerah maupun luar negeri.
Terkait adanya penolakan dari sembahyang kubur oleh warga Desa Perigi Raja, Kecamatan Kuindra, Ketua PSMTI Inhil mengatakan persoalan tersebut telah selesai.
"Kalau masalah di Perigi Raja itukan sudah ada pertemuan. Kepala Desa bersama Camat, Kapolsek Kuindra dan tokoh masyarakat sudah sepakati bersama dalam rapat. Tidak ada perayaan sembayang kubur secara bersama, apa lagi ada warga luar yang datang," ujarnya.
Tidak hanya di Perigi Raja, bahkan kata Hery, di tempat lain seperti di Tembilahan sendiri juga tidak ada perayaan Sembayang Kubur. "Di Tembilahan juga dibatalkan," tukasnya.
Baca juga: Gubernur Riau minta antisipasi corona pada tradisi "sembayang kubur", begini penjelasannya
Baca juga: Ritual Ceng Beng, Ratusan Warga Tionghoa Sungai Pakning Padati Pemakaman
Efek COVID-19, Sembahyang Kubur di Inhil dibatalkan
Perayaan sembahyang kubur bersama dibatalkan