Ekspor CPO Riau triwulan I 2019 turun 23 persen. Ini sebabnya

id CPO,ekspor CPO Riau 2019,kelapa sawit,gubernur riau,Berita riau antara,Berita riau rerbaru

Ekspor CPO Riau triwulan I 2019 turun 23 persen. Ini sebabnya

Foto udara perkebunan kelapa sawit di wilayah Dumai, Riau. (ANTARA/Rony Muharrman)

Pekanbaru (ANTARA) - Ekspor komoditi andalan minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dari Provinsi Riau selama triwulan I 2019 tercatat menurun 23,08 persen dibandingkan periode sama 2018.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau yang diperolehdi Pekanbaru, Rabu, ekspor CPOperiode Januari-April 2019 mencapai 2,15 miliar dolar AS. Sedangkan pada periode yang sama 2018, ekspor CPO mencapai 2,79 miliar dolar AS.

Penurunan ekspor CPO mempengaruhi nilai ekspor Riau secara keseluruhan karena komoditastersebut berkontribusi paling besar bagi ekspor nonmigasdaerah itu.

Ekspor nonmigas Riau menyumbang 92,78 persen dari total ekspor Riau pada April yang mencapai 979,28 juta dolar AS.

Kelapa sawit menjadi tumpuan Riau untuk pertumbuhan ekonomi setelah produksi migas terus menurun.

Luas perkebunan sawit di Riau kini sudah lebih dari dua juta hektare yang sebagian besar milik petani swadaya.

“Menurut sektornya, ekspor sektor industri pengolahan turun 0,37 persen dibandingkan Maret dan anjlok 16,69 persen dibandingkan tahun lalu,” kata Kepala BPS Provinsi Riau Aden Gultom di Pekanbaru.

Sejak 2018lesunya bisnis CPO sudah mulai dirasakan industri yang salah satunya PT Astra Agro Lestari Tbk.

Laba Astra Agroi pada 2018 senilai Rp1,43 triliun atau turun 27 persen dari Rp1,96 triliun pada 2017.

VP Communications Astra Agro Lestari Tofan Mahdi sempat mengungkapkan bahwa laba tertekan karena faktor harga yang berada di luar kendali perseroan.

Pasar mengalami tekanan karena kelebihan pasokan CPO sehingga harga turun.

Baca juga: Ekspor Riau pada April 2019 anjlok 24,74 persen. Kok bisa?

Sementara, Gubernur Riau Syamsuarmenilai dampak Uni Eropa yang melarang CPO dari Indonesia dan produk turunannya masuk ke pasar kawasan itu berdampak pada perdagangan sawit dan turunannya yang jadi komoditas andalan Riau.

Syamsuar berharappengembangan biodieseldari Presiden Joko Widodo segera terlaksana sebagai solusinya.

Ke depannya, ketika CPO kesulitan pasar akibat kebijakan diskriminatif, akan lebih banyak CPO diolah di Riau karena akan dibangun pabrik pengolahan biodiesel di Kota Dumai.

PT Pertamina (Persero) berencana mengonversi kilang minyak di Dumai, Riau, dan Plaju, Sumsel, menjadi fasilitas pengolahan biodieselberkadar minyak nabati sebesar 100 persen atau B100.

Menurut dia, pada 19 Maret tahun ini Menteri BUMN Rini Soemarno dan sejumlah BUMN seperti PT Pertamina (Persero) dan PTPN V sudah melakukan penandatanganan kerja samauntuk mendorong industri hilir sawit nasional.

“Semua dilakukan untuk mengatasi permainan-permainan perdagangan seperti (Eropa) ini, sehingga nanti jangan kesannya kita setiap tahun menghadapi ini terus. Ini juga bisa mendorong kita mandiri energi dengan menggunakan potensi sawit yang ada,” kata Syamsuar.

Baca juga: Legislator Riau ini sebut truk pengangkut CPO Penyebab Kerusakan Jalan

Baca juga: Empat Orang Tewas Akibat Tabrakan Maut Antara Truk CPO Dengan Mobil Travel Di Bengkalis