London (ANTARA) -
Pementasan wayang kulit dengan lakon “Ciptaning” oleh dalang Ki Joko Susilo dari Selandia Baru, sinden Dòra Györfi dari Budapest diiringi kelompok kesenian Gamelan Widosari Amsterdam gabungan orang Indonesia dan Belanda dipimpin Elsje Plantema yang digelar di Aula Nusantara KBRI Den Haag berhasil menghipnotis sekitar 150 penonton.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Denhaag, Din Wahid dalam keterangannya kepada Antara London, Minggu (12/5), mengatakan pementasan wayang ini diadakan di Rumah Budaya Indonesia (RBI) Den Haag yang berada di bawah naungan KBRI Den Haag.
Rumah Budaya Indonesia (RBI) Den Haag secara aktif mengadakan kegiatan budaya yang bertujuan mempromosikan kebudayaan Indonesia di Belanda, ujar Din Wahid yang sebelum acara dimulai mengucapkan selamat datang kepada penonton dan Wakil Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Fikry Cassidyyang secara resmi membuka pementasan wayang.
Lakon “Ciptaning” ini mengisahkan proses pertapaan dilakukan Arjuna demi mendapatkan sesuatu yang bisa digunakan untuk melawan angkara murka di dunia. Arjuna yang merupakan salah seorang ksatria Pandawa ini bertapa di Gua Mintaraga di Gunung Indrakila.
Arjuna sebagai pertapa ini dikenal juga dengan nama Begawan Mintaraga atau Begawan Ciptaning. Berbagai godaan dialami oleh Begawan Ciptaning selama bertapa, untuk menguji seberapa kuat sang Begawan menahan nafsu duniawi.
Pada akhirnya, Begawan Ciptaning alias Arjuna berhasil melewati semua godaan tersebut, dan mendapatkan anugerah berupa panah Pasopati yang sakti mandraguna dan bisa digunakan untuk menumpas kejahatan di dunia.
Ki dalang Joko Susilo mementaskan lakon dengan menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Inggris, agar para penonton wayang bisa turut menikmati lakon wayang ini. Hal ini sejalan dengan misi KBRI Den Haag dan Rumah Budaya Indonesia (RBI) Den Haag mempromosikan sekaligus menjaga kelestarian kebudayaan Indonesia.
Setelah pementasan wayang berakhir, Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Wesaka Puja menyampaikan kesannya atas pementasan ini. Duta Besar Puja sangat mengapresiasi para seniman yang telah mementaskan wayang kulit ini dan menggaris bawahi pesan moral yang bisa dipetik dalam lakon “Ciptaning”, yaitu untuk mencapai cita-cita yang diinginkan, perlu ketekunan dan tetap fokus pada tujuan.
Pementasan wayang ditutup dengan buka puasa bersama dengan hidangan makanan khas Indonesia, seperti kolak pisang-ubi, ayam penyet, tahu dan tempe bacem, serta hidangan lainnya yang menambah nikmatnya suasana setelah menonton pementasan wayang kulit ini.
Baca juga: Waaahhh.....Wayang Keroncong Bandung Sabet Penghargaan Di Rusia
Berita Lainnya
Belanda mengevakuasi 185 orang dalam penerbangan dari Lebanon
05 October 2024 14:16 WIB
Pemerintah Kerajaan Belanda kembali pulangkan ratusan objek budaya Nusantara ke Indonesia
20 September 2024 16:00 WIB
Layanan publik Belanda terhenti imbas gangguan jaringan TI
29 August 2024 10:11 WIB
Tangsi Belanda Siak, dari bangunan tua menjadi tempat wisata
21 August 2024 18:06 WIB
Belanda desak Israel untuk segera lakukan gencatan senjata di Gaza
21 August 2024 10:35 WIB
Angka kebangkrutan perusahaan di Belanda melonjak 43 persen pada 2024
13 August 2024 15:11 WIB
Kerja sama dengan CBI Belanda bantu industri "natural ingredients" Indonesia
12 July 2024 13:45 WIB
Inggris melaju ke final Piala Eropa 2024 setelah kalahkan Belanda 2-1
11 July 2024 11:09 WIB