Kiat padu padan busana Ramadhan dari Perancang busana Muslim Ria Miranda

Jakarta (ANTARA) - Busana tertutup yang nyaman dan modis dengan tetap memenuhi syariat agama akan menjadi perhatian bagi umat Islam Tanah Air sebagai persiapan ibadah Ramadan 1440 Hijriah ataupun saat Lebaran.

Perancang busana muslim Ria Miranda, di Jakarta, Kamis (25/4), punya beberapa kiat untuk memilih baju muslim yang nyaman dipakai dan enak untuk dipandang.

Baca juga: "Grear" dari Sarah Flint, sandal gladiator favorit Meghan Markle

Pemilihan bahan

Ria Miranda yang berkolaborasi dengan mereka busana Cotton Ink, meluncurkan koleksi Hari Raya Idul Fitri.

Bahan-bahan yang dipakai untuk koleksi itu merupakan kain-kain ringan, adem saat dipakai, dan menyerap keringat. Bahan seperti itu pantas dipakai, terutama untuk orang Indonesia yang hidup di tengah iklim tropis.

Anda bisa memilih busana dari bahan katun yang tipis tapi tidak menerawang. Bahan katun nyaman dipakai meskipun mudah kusut.

Potongan longgar

Baju-baju berpotongan longgar dan tidak terlalu mengikuti lekuk tubuh akan lebih nyaman dipakai.

Baju seperti gamis atau tunik biasanya mengikuti prinsip seperti itu. Pengguna akan mudah bergerak kesana-kemari, sedangkan tubuh juga bisa "bernafas".

Padu padan

Setiap orang punya prinsip padu padan sendiri, termasuk Ria Miranda yang identik dengan warna-warna pastel.

Pada koleksi terbaru Ria, baju-bajunya dihiasi motif yang terinspirasi dari ornamen-ornamen Dinasti Ming dari China, selain unsur motif batik Mega Mendung.

Motif-motif seperti itu dapat "ditabrak" dengan motif lain, seperti garis-garis, bila punya tingkatan warna yang serupa. Padu padan lain juga dapat dilakukan jika motif pelengkap berukuran kecil-kecil.

"Pada koleksi ini, motif print dipadu dengan garis-garis terlihat oke juga. Asalkan, tone warna dan turunannya sama. Warna pastel dipadukan enggak akan terlalu 'penuh'," kata Ria.

Baca juga: Mengaku modis, kamu mesti tahu sandal dan sepatu "ngetren" tahun ini

Baca juga: 11 Kiat Tampil Keren Ala Penata Gaya Alva Susilo

Pewarta: Nanien Yuniar