London, Inggris (Antarariau.com) - Google akan mengerahkan 10.000 staf untuk memburu konten ekstremis di platform YouTube mereka menyusul kritik baru-baru ini menurut pemimpin eksekutif situs berbagi video itu kepada Daily Telegraph Inggris pada Selasa.
Susan Wojcicki mengakui bahwa "para aktor jahat" telah menggunakan situs itu untuk "menyesatkan, memanipulasi, melecehkan dan bahkan menyakiti."
"Kami akan melanjutkan pertumbuhan tim kami, dengan tujuan menambah jumlah total orang-orang di seluruh Google yang bekerja menangani konten yang dapat melanggar kebijakan kami menjadi lebih dari 10.000 personel pada 2018," katanya sebagaimana dikutip AFP.
Wojcicki mengklaim perusahaannya telah mengembangkan teknologi "pembelajaran komputer" untuk mengidentifikasi video-video ekstremis, dan itu juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi konten yang berisiko membahayakan keselamatan anak-anak.
Perdana Menteri Inggris Theresa May menekan raksasa-raksasa Internet untuk membasmi materi radikal daring menyusul serangkaian serangan teror. Di samping itu, YouTube pekan lalu menarik 150.000 video anak-anak setelah muncul komentar cabul tentang mereka diunggah oleh sejumlah penonton.
Berita Lainnya
Polisi patroli siber pantau sebaran konten negatif di sosmed
02 December 2024 19:06 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB