Jakarta (Antarariau.com) - Dalam laporan tahunan, Apple mencatat bahwa 50 persen karyawan barunya, yang dipekerjakan mulai tahun lalu, berasal dari kelompok yang sebelumnya kurang terwakili dalam bidang teknologi.
Meski membuat kemajuan dalam mempekerjakan lebih banyak minoritas, sayangnya Apple hampir tidak menambahkan persentase untuk pekerja perempuan.
Laporan keragaman dan inklusi tahunan pertama kali dirilis sejak dibuatnya posisi Vice President untuk mengawasi wilayah tersebut di mana Denise Young Smith, mantan kepala SDM Apple, ditunjuk untuk duduk di posisi tersebut pada bulan Mei.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa hanya sekitar sepertiga dari jumlah karyawan Apple yang perempuan (per Juli 2017), sama seperti tahun lalu.
Sementara, untuk minoritas yang kurang terwakili, Apple melaporkan ada kenaikan 1 poin persentase menjadi 23 persen. Di Amerika Serikat, tenaga kerja Apple yang berkulit putih adalah 54 persen, turun dua persen dari tahun sebelumnya.
"Kami bangga dengan prestasi kami, tapi kami memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Apple dalam laporannya, dilansir dari laman CNet.
Apple memiliki 130.000 karyawan penuh dan paruh waktu di seluruh dunia, dengan 83.000 dari mereka bekerja di Amerika Serikat.
Angka tersebut termasuk karyawan AppleStore, tidak hanya para insinyur, desainer dan pekerja lain yang bekerja untuk perusahaan induk. Apple tidak mengungkapkan berapa banyak orang yang bekerja di ritel.
Apple dan perusahaan teknologi lainnya telah mencoba untuk melakukan diversifikasi tenaga kerja mereka, termasuk meningkatkan jumlah karyawan perempuan dan minoritas.
Di bawah kepemimpinan CEO Tim Cook, Apple menempatkan diri di garis terdepan untuk isu sosial seperti hak LGBT, persamaan ras dan kebutuhan industri teknologi untuk meningkatkan keragaman tenaga kerja.
Namun, sulit bagi Apple dan rekan-rekannya untuk menunjukkan peningkatan persentase yang signifikan dalam diversifikasi basis karyawannya.
Angka pekerja perempuan
Apple mengatakan bahwa jumlah karyawan perempuan rata-rata tetap 32 persen pada Juli 2017. Perusahaan tersebut mengatakan peningkatan terjadi dalam menarik karyawan perempuan yang lebih muda.
Jumlah karyawan perempuan di bawah usia 30 tahun meningkat 5 persen selama tiga tahun terakhir menjadi 36 persen. Selama rentang waktu yang sama, jumlah karyawan perempuan telah meningkat 2 poin persentase, yang setara dengan 37.000 wanita.
Posisi puncak Apple menunjukkan sedikit peningkatan dalam hal meningkatkan jumlah wanita. Jumlah perempuan dalam peran kepemimpinan naik 1 persen menjadi 29 persen dari tahun lalu, setelah tetap datar di 28 persen dari 2014 hingga 2016.
Hanya satu perempuan, kepala ritel Angela Ahrendts, memegang jabatan senior vice president, meskipun Apple telah mempromosikan perempuan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk Deidre O'Brien untuk vice president of people dan Isabel Mahe untuk managing director of Greater China.
"Perwakilan wanita kami terus meningkat, dan kami bangga dengan kemajuan yang kami buat," kata Apple dalam laporannya.
Apple juga mengatakan bahwa pihaknya telah secara aktif mempekerjakan lebih banyak karyawan dari "kelompok yang secara historis kurang terwakili di bidang teknologi -- wanita, kulit hitam, Hispanik, penduduk asli Amerika, dan penduduk asli Hawaii dan Kepulauan Pasifik lainnya."
Dari Juli 2016 sampai Juli 2017, 50 persen karyawan baru Apple berasal dari kelompok tersebut. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa 15 persen karyawan barunya selama tahun lalu adalah Hispanik, sementara 11 persen berkulit hitam, demikian CNet.