Oleh Budisantoso Budiman
Bakauheni, Lampung, (Antarariau.com) - Setiap kali menjelang Lebaran, pasti terjadi lonjakan jumlah penumpang di rute arus mudik Pelabuhan Bakauheni Lampung- Merak Banten.
Begitupula kepadatan arus lalu-lintas terus berlangsung sepanjang ruas Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Provinsi Lampung, dari Terminal Induk Rajabasa Kota Bandarlampung menuju Pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan yang berjarak sekitar 90 km.
Kepadatan arus penumpang mudik dan balik Lebaran 2015 ini, diikuti pula kenaikan tarif angkutan umum, baik bus, kereta api, kapal laut maupun pesawat udara.
Kepadatan arus pemudik Lebaran 2015 terus menggeliat di sepanjang Jalinsum dari Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni Lampung Selatan ke Terminal Induk Rajabasa Bandarlampung, dan berangsur meningkat setidaknya sejak Minggu (12/7) hingga beberapa hari menjelang hari H Idulfitri diperkirakan akan jatuh pada Jumat (17/7) nanti.
Namun kenyataannya, perjalanan para pemudik itu pun tak selamanya berlangsung tertib, lancar, aman dan nyaman hingga selamat sampai tujuan masing-masing.
Setidaknya hingga Senin (13/7) dan Selasa ini, perjalanan pemudik itu masih diwarnai bus reguler yang mogok dan mengalami kecelakaan.
Bus reguler dari Terminal Induk Rajabasa Bandarlampung ke Bakauheni Lampung Selatan itu, sempat mogok saat memasuki pertengahan jalur Jalinsum sepanjang sekitar 90 km ini, di wilayah Babatan Kabupaten Lampung Selatan.
Menurut awak bus dengan nomor stiker laik jalan 945 untuk menandakan bus ini sebagai angkutan operasional Lebaran 2015 dari Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, kendaraan itu mengalami "masuk angin", sehingga harus dikeluarkan anginnya baru beberapa menit kemudian bisa dijalankan lagi.
Selain mogok, ternyata bus reguler berkursi lebih dari 40 buah itu, termasuk tambahan kursi cadangan, pada bagian depan kiri bawah hingga agak ke atas tengah, kaca depannya retak dan pecah yang dapat membahayakan penumpangnya.
Laju bus itu, sejak berangkat dari Terminal Induk Rajabasa, Minggu (12/7) menjelang tengah malam itu, relatif perlahan apalagi saat melalui jalan tanjakan.
Kendaraan yang mogok juga dipergoki beberapa kilometer dari pintu luar terminal Pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan, Senin pagi, sehingga harus ditarik mobil derek untuk diperbaiki.
Kendaraan umum dan truk yang mengalami kecelakaan lalu-lintas terjadi pula di Km 5 Kalianda Lampung Selatan, tak jauh dari Lapas Kalianda.
Akibat kecelakaan itu, truk yang bertabrakan sampai terbalik dan muatannya berserakan keluar di tepian Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) ini, sehingga membuat arus lalu-lintas tersendat dan perlu diatur pihak kepolisian tidak sampai terjadi kemacetan.
Namun belum diperoleh rincian ada tidaknya korban jiwa maupun kerugian akibat kecelakaan ini, dari pihak kepolisian setempat yang terlihat masih berupaya mengatur arus lalu-lintas dan mengupayakan evakuasi truk yang terbaik itu.
Kepala Terminal Induk Rajabasa Bandarlampung, Antoni Makki, tak menampik bahwa sebagian bus reguler jurusan Terminal Rajabasa ke Terminal Pelabuhan Bakauheni kondisinya tidak laik jalan atau mengalami kerusakan.
"Sebenarnya tersedia ratusan unit bus yang seharusnya bisa mengangkut penumpang dari Rajabasa ke Bakauheni selama Lebaran 2015 ini, namun sebagian bus itu dalam kondisi rusak sehingga tidak bisa dipaksanakan melayani penumpang pada lebaran ini," ujar Antoni Makki lagi.
Dia menegaskan, bila diperlukan dan bus reguler yang tersedia mengalami kekurangan saat terjadi kepadatan dan puncak arus mudik maupun balik Lebaran 2015 ini, pihaknya bersama pengelola otobus setempat akan mengerahkan bus atau kendaraan bantuan yang diperlukan.
"Kami siap mengantisipasi lonjakan dan kepadatan penumpang di Terminal Rajabasa ini, dengan mengerahkan bus bantuan yang diperlukan, termasuk bila diperlukan dikerahkan membantu mengangkut penumpang di terminal Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni," kata dia pula.
Sejumlah pemudik mempertanyakan bus atau angkutan umum yang sebenarnya tak layak beroperasi lagi, namun masih mendapatkan rekomendasi dan dibolehkan melayani penumpang pada lebaran ini.
"Sudah ada stiker dinyatakan bus laik jalan melayani penumpang arus mudik dan lebaran ini, tapi kenyataannya masih ada yang sebenarnya tidak layak beroperasi lagi," ujar Hendri, salah satu pemudik asal Lampung yang hendak menyeberang Selat Sunda menuju Tangerang itu pula.
Pemudik di Terminal Induk Rajabasa Kota Bandarlampung memang belum menunjukkan lonjakan berarti, dan diperkirakan puncak arus mudik Lebaran 2015 ini akan terjadi pada Selasa atau Rabu (14-15/7) ini.
Kepala Terminal Induk Rajabasa, Antoni Makki, menjelaskan bahwa hingga H-5 pada Minggu (13/7) dan H-4 Senin (13/7), kondisi penumpang di Terminal Rajabasa ini belum padat meskipun sesekali terjadi peningkatan penumpang masuk maupun keluar dari terminal antarkota dan lintas antarprovinsi di Sumatera ini terutama pada pagi hingga menjelang siang, dan sore menjelang malam hari.
Ia memperkirakan, puncak kepadatan arus mudik Lebaran 2015 ini akan terjadi pada H-3 atau H-2 yaitu pada Selasa atau Rabu (14--15/7) mendatang, mengingat perkiraan Lebaran akan jatuh pada Jumat (17/7).
"Biasanya kepadatan luar biasa pemudik itu terjadi pada arus balik usai lebaran, mengingat sebagian besar pemudik di Lampung harus kembali bekerja di kawasan Jabodetabek sehingga harus berlayar kembali dari Bakauheni ke Merak Banten," ujarnya pula.
Dia juga menyebutkan, pihaknya bersama pengelola armada bus khusus angkutan penumpang ke Pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan telah menyiapkan sebanyak 80-an unit bus reguler dan bantuan.
"Sebenarnya ada ratusan bus yang dapat dioperasikan mengangkut penumpang Lebaran ke Bakauheni dan sebaliknya, tapi banyak pula bus itu yang kondisinya sudah tak laik jalan sehingga tak bisa dilaksanakan beroperasi mengangkut penumpang pada Lebaran tahun 2015 ini," ujar dia pula.
Kondisi pengamanan di terminal ini juga didukung pengerahan sejumlah personel dari pihak kepolisian, Dinas Perhubungan Kota Bandarlampung, Satuan Polisi Pamong Praja, dan personel lain yang mendirikan posko pengamanan dan pelayanan pemudik di dalam terminal ini.
Setiap kali ada penumpang turun dari kendaraan atau bus sebelumnya, petugas pengamanan dan pelayanan itu mendekatinya dan mengarahkan penumpang itu untuk melanjutkan perjalanan menggunakan bus selanjutnya.
Petugas tersebut nampak sigap untuk berusaha mendahului dibandingkan para awak angkutan umum maupun mereka yang membantu menawarkan penumpang agar naik ke bus mereka.
Menurut Kepala Terminal Rajabasa Antoni Makki, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan terjadi tindak kriminalitas serius di dalam terminal ini. "Tapi, biasanya kejahatan terjadi di luar terminal dan korban baru melapor saat tiba di terminal ini," kata Antoni lagi.
Sebelumnya, untuk memastikan penerangan di Terminal Rajabasa dioptimalkan serta pelayanan bagi pemudik berjalan lebih baik, Wali Kota Bandarlampung Herman HN langsung melakukan pengecekan kondisi penerangan dan pelayanan di Terminal Induk Rajabasa, Minggu (12/7) malam.
Pengecekan mendadak itu, dilakukan Wali Kota Herman HN, antara lain untuk memastikan pemasangan lampu sorot di terminal terbesar di Provinsi Lampung ini menjelang kepadatan arus mudik dan balik Lebaran 2015 ini, sehingga memastikan tak ada lagi tempat yang gelap di dalamnya.
Herman HN menyaksikan petugas memasang lampu sorot berkekuatan besar itu yang ditempatkan persis di depan lokasi mangkal bus jurusan Bakauheni, Lampung Selatan, pada kawasan tengah terminal ini.
Setelah lampu terpasang, Herman juga menyaksikan penyalaan dan penggunaan lampu itu, untuk menerangi kawasan tersebut.
Wali Kota sempat berkeliling sebentar di sekitar kawasan terminal terbesar dan paling padat di Lampung ini, dan setelah itu berlalu keluar dari lokasi terminal di ibu kota Provinsi Lampung ini.
Herman HN berkali-kali telah pula menegaskan kesiapan pengelola Terminal Rajabasa untuk melayani para pemudik dan menjamin kenyamanan serta keamanan selama berada di terminal antarkota dan lintas antarprovinsi di Sumatera yang terbesar di Lampung ini.
Menurut Kepala Terminal Induk Rajabasa, Antoni Makki, rencananya di terminal ini akan segera dipasang sebanyak lima lampu sorot dipasang dari bagian atas dengan tiang khusus yang cukup tinggi, dan disiapkan oleh Dinas Perhubungan setempat, ditambah dua lampu lainnya bantuan dari pemerintah pusat (Kementerian Perhubungan).
"Lampu itu akan dipasang pada beberapa titik di dalam terminal ini, untuk menerangi lingkungan sekitarnya agar petugas mudah melakukan pengawasan dan pengguna terminal terbantu, khususnya saat arus mudik dan lebaran ini," ujarnya pula.
Dia berharap semua lampu yang diperlukan itu dapat segera terpasang dalam beberapa hari ini, sebelum terjadi puncak kepadatan pemudik di terminal ini.