Sambungan dari hal 1 ...
Tarif Belum Transparan
Namun para penumpang bus reguler dari terminal Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni Lampung Selatan menuju Terminal Induk Rajabasa Bandarlampung, justru masih tetap mengeluhkan ketidakjelasan tarif baru angkutan umum ini selama Lebaran 2015.
"Kenapa tarif barunya tidak dipasang dan ditempelkan, sehingga bisa diketahui semua penumpang," kata Wahyu, pemudik asal Bekasi yang hendak kembali ke Sekampung di Lampung Timur.
Menurut dia, seharusnya tarif baru itu dapat diketahui secara transparan oleh seluruh penumpang bus, sehingga tidak ada oknum awak bus yang memanfaatkan kesempatan dengan menetapkan tarif sekehendak sendiri.
Salah seorang penumpang bus reguler dari Terminal Induk Rajabasa Bandarlampung ke Bakauheni malah sempat menanyakan secara langsung kepada sopir dan kondektur bus yang dinaikinya, kenapa tarif baru selama Lebaran 2015 itu tidak ditempelkan sehingga mudah dibaca penumpangnya.
"Harusnya ditempel pak sopir," ujar pemudik asal salah satu kabupaten di Lampung yang hendak berlebaran di Jakarta itu pula.
Hasil penelusuran ke sejumlah bus reguler ber-AC maupun non-AC jurusan Bakauheni-Rajabasa, menunjukkan belum keseluruhan bus itu menempelkan atau memasang plang pengumuman besaran tarif baru selama Lebaran tahun 2015 ini.
Namun umumnya bus ber-AC, telah memasang tarif baru di bagian depan atas bus tersebut, sehingga penumpang dapat mudah membaca dan mengetahuinya.
Penetapan tarif batas bawah dan atas itu, ditentukan oleh pengurus Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Lampung.
Sudah ada bus ber-AC yang memasang pengumuman penetapan tarif baru dari Organda Lampung itu. Namun tak sedikit yang mengabaikan transparansi kenaikan dan penetapan tarif baru selama kepadatan angkutan mudik dan balik Lebaran tahun ini.
Beberapa bus reguler non-AC kedapatan belum memasang plang tarif baru itu. Padahal bus ini justru telah memasang stiker kelaikan jalan sebagai bus operasional angkutan Lebaran 2015.
Sejumlah pemudik mengeluhkan pula besaran kenaikan tarif bus Bakauheni-Rajabasa itu, mengingat pada hari biasa tarif bus AC semula hanya Rp25 ribu per orang. Tapi, saat mudik Lebaran 2015 ini, tarif bus berpendingin ruangan itu menajdi Rp32.500 per orang atau naik Rp7.500 per orang dari tarif normal biasanya.
Begitupula untuk bus reguler non-AC, mengalami kenaikan tarif dari semula Rp18.000 per orang, menjadi Rp23.000 per orang.
Menurut pengumuman di kantor posko pelayanan Dinas Perhubungan Terminal Rajabasa, disebutkan tarif dasar bus reguler non-AC dari Terminal Rajabasa ke Bakauheni Rp18.000, sedangkan tarif batas atasnya Rp23.000 per penumpang. Begitupula untuk tarif bus ber-AC, tarif batas bawahnya Rp25.000 dan tarif batas atasnya Rp32.500 per penumpang.
Kepala Terminal Induk Rajabasa Antoni Makki menegaskan bahwa pihaknya bersama pengelola otobus setempat, telah menyiapkan sedikitnya 80-an bus khusus melayani penumpang jurusan Rajabasa-Bakauheni dan sebaliknya.
"Bus yang tersedia sebenarnya mencapai ratusan unit, tapi banyak di antaranya yang dalam kondisi rusak, sehingga tidak bisa dipaksanakan untuk melayani penumpang angkutan Lebaran 2015 ini," ujarnya lagi.
Dia menegaskan, saat terjadi kepadatan arus mudik dan balik Lebaran tahun ini, pihaknya juga menyiapkan antisipasi dengan dukungan bus bantuan yang diperlukan.
"Saat diperlukan, akan dikerahkan bus bantuan sesuai kebutuhannya," ujar Antoni Makki lagi.
Umumnya pemudik berharap perjalanan mudik dan balik lebaran yang mereka jalani mendapatkan sambutan dengan pelayanan optimal seperti diharapkan, sehingga menjamin perjalanan yang tertib, nyaman, dan aman serta bisa selamat sampai tujuan.
Karena itu, merupakan tantangan berat bagi para operator pelayanan angkutan umum semua moda transportasi massal bersama pemerintah dan aparat penegak hukum, untuk menjawab keinginan para pemudik mendapatkan pelayanan prima saat menjalani prosesi mudik lebaran yang mereka dambakan selama ini segera terwujud.