Lawan deforestasi, KTH Sungai Bobak tawarkan hutan di Pelalawan

id Beli hutan,Deforestasi

Lawan deforestasi, KTH Sungai Bobak tawarkan hutan di Pelalawan

KTH Sungai Bobak (ANTARA/dok)

Pelalawan (ANTARA) - Kelompok Tani Hutan (KTH) Sungai Bobak menawarkan pengelolaan hutan alami seluas 941 hektare di Desa Mak Teduh, Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, kepada Deni Sumargo dan pegiat media sosial lainnya sebagai dukungan terhadap gerakan “membeli hutan” untuk melawan deforestasi.

Pengurus KTH Sungai Bobak Yusri dalam pernyataannya, Jumat, mengatakan tawaran tersebut merupakan respons atas ajakan sejumlah youtuber dan pegiat media sosial untuk berkontribusi langsung dalam upaya pelestarian hutan di Indonesia.

“Kami sangat senang dengan ajakan dan program ‘membeli hutan’, untuk itu kami menawarkan kepada kawan Pandanara, Deni Sumargo, Cak Nan serta King Abdi untuk berdonasi dalam pengelolaan hutan alami di Desa Mak Teduh,” kata Yusri.

Ia menjelaskan KTH Sungai Bobak merupakan pengelola program Perhutanan Sosial dengan skema Hutan Kemasyarakatan berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 10346/MENLHK dengan luas 941 hektare yang berbatasan langsung dengan Suaka Margasatwa Kerumutan.

Menurut Yusri, kawasan tersebut masih berupa hutan alami yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi, mulai dari ikan, berbagai jenis burung, monyet, lebah, ular, beruang, rusa, kancil, hingga menjadi habitat harimau sumatra, serta ditumbuhi jenis kayu hutan seperti meranti, kempas, pulai, dan medang.

Selain menjaga hutan alami, KTH Sungai Bobak juga telah mengembangkan tanaman produktif seperti kopi, sagu, dan durian pada lahan sekitar 100 hektare sebagai bagian dari pengelolaan berkelanjutan berbasis masyarakat.

Yusri menilai bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di sejumlah wilayah Sumatra harus menjadi peringatan pentingnya menjaga hutan dari kerusakan dan praktik deforestasi.

“Kami mengajak untuk merawat dan menjaga hutan agar lebah sialang tetap bertahan, karena hutan kami juga penghasil madu hutan terbaik yang diambil dengan tradisi adat manobai,” tambahnya.

Pewarta :
Editor: Afut Syafril Nursyirwan
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.