Kanada: Para pemimpin G7 berusaha jaga stabilitas meski ada ketegangan tarif AS

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,G7

Kanada: Para pemimpin G7 berusaha jaga stabilitas meski ada ketegangan tarif AS

Bendera Kelompok G7, terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia dan Jepang. (ANTARA/Anadolu/py)

Jakarta (ANTARA) - Para pemimpin keuangan dari Kelompok Tujuh (G7), yang terdiri dari kekuatan demokratis utama dunia, akan berupaya untuk "mengembalikan stabilitas dan pertumbuhan" meskipun ada ketegangan terkait tarif hukuman yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Keuangan Kanada, Francois-Philippe Champagne, pada Selasa (20/5).

Beberapa jam sebelum menjadi tuan rumah pertemuan tiga hari bersama rekan-rekannya dari G7 di kota resor Pegunungan Rocky Kanada, Banff, Champagne mengatakan kepada wartawan bahwa kelompok tersebut perlu “kembali ke hal-hal dasar.”

Champagne mengakui adanya ketegangan di antara anggota G7, termasuk Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat, akibat gelombang kenaikan tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump sejak ia kembali menjabat untuk masa jabatan kedua pada Januari lalu.

“Semangat di meja perundingan bersifat konstruktif. Semangat dalam perundingan adalah untuk bertindak. Semangat perundingan adalah untuk mengirimkan pesan yang kuat kepada dunia, dan itulah yang akan mendorong kami selama beberapa hari ke depan,” katanya.

“Apa yang ingin kami capai dalam pertemuan ini adalah benar-benar mendapatkan kesatuan, di balik kebijakan yang dapat memulihkan stabilitas dan pertumbuhan,” ujarnya.

Champagne turut menambahkan bahwa para pemimpin keuangan akan mulai secara resmi membahas isu-isu seperti praktik non-pasar dan kelebihan kapasitas mulai Rabu pagi di sebuah hotel di kota tersebut.

Pejabat yang mengetahui rencana tersebut mengatakan bahwa Kanada, sebagai ketua G7 tahun ini, berharap dapat merilis komunike bersama setelah pertemuan selesai.

Meskipun Champagne, yang memberikan keterangan pers bersama Menteri Keuangan Ukraina Sergii Marchenko, menyatakan sistem perdagangan multilateral yang bebas, adil, dan berbasis aturan adalah kerangka yang dapat menguntungkan semua pihak, masih belum jelas apakah pernyataan G7 nantinya akan menyebutkan kebijakan tarif Trump.

Kebijakan Trump tersebut telah menimbulkan kekhawatiran serius dari semua anggota G7 kecuali Amerika Serikat.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent, tokoh penting dalam negosiasi tarif yang sedang berlangsung antara Washington dengan berbagai negara, serta Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato, termasuk di antara para pejabat yang dijadwalkan berpartisipasi dalam diskusi G7 tersebut.

Pertemuan selama tiga hari ini, yang juga menjadikan Ukraina sebagai agenda utama, merupakan bagian dari proses G7 dalam mempersiapkan pertemuan puncak tahunan yang akan digelar kurang dari satu bulan lagi di Kananaskis, yang letaknya tidak jauh dari tempat pertemuan saat ini.

Menteri Keuangan Ukraina Marchenko, yang diundang untuk berpartisipasi dalam sebagian sesi diskusi, menyatakan harapannya agar negara-negara G7 dapat memberikan “tindakan yang diperlukan” dan dukungan berkelanjutan untuk “masa depan yang lebih baik” bagi negaranya yang dilanda perang.

Marchenko menyerukan sanksi yang lebih kuat terhadap Rusia, yang telah melancarkan perang terhadap Ukraina selama lebih dari tiga tahun, di tengah minimnya upaya kemajuan dalam pembicaraan untuk mencapai gencatan senjata antara kedua negara.

Baca juga: Para menteri luar negeri kelompok G7 bertemu bahas Ukraina, China

Baca juga: Mendag RI bahas ketahanan rantai pasok global di Pertemuan Tingkat Menteri G7 Jepang

Sumber: Kyodo-OANA