Pekanbaru (ANTARA) - Gubernur Riau Abdul Wahid dan Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto mengatakan siap dimarahi serta dikritik warga jika ada yang tidak benar dalam memimpin masyarakat nantinya.
Hal tersebut disampaikan saatmelaksanakan buka puasa bersama ribuanwarga Kota Pekanbaru, di masjid Agung Annur Provinsi Riau, Minggusebagai momen silaturahimantara pemerintah dan masyarakat di daerah itu.
"Kami mengucapkan terimakasih atas kehadiran masyarakat Riau dalam kegiatan silaturahimini sambil berbuka puasa bersama," kata Abdul Wahid di Pekanbaru, dalam keterangan tertulis di terima Senin.
Menurutnya, partisipasi masyarakat dalam acara buka puasa ini merupakan upaya untuk mempererat kebersamaan dan memperkuat tali persaudaraan antara Pemerintah Provinsi Riau dan masyarakat.
Dengan demikian, Wahid menambahkan, hubungan antara pemerintah dan masyarakat akan semakin dekat dan penuh berkah, karena persaudaraan yang kokoh menjadi kekuatan utama dalam membangun Riau yang lebih baik.
"Kami percaya bahwa dengan kebersamaan dan transparansi antara saya dan masyarakat, serta antara Pemerintah Provinsi Riau dan masyarakat, insya Allah Provinsi Riau akan terus berkembang dan maju sesuai dengan yang kita harapkan," ujarnya.
Acara buka puasa bersama yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Riau ini merupakan yang pertama setelah Gubernur Abdul Wahid selesai mengikuti retret di Magelang.
Warga yang hadir, baik tua, muda, bersama keluarga atau kerabat, turut meramaikan suasana sebelum waktu berbuka tiba.
"Terima kasih, Pak Gubernur Wahid. Acara ini sangat luar biasa, kesempatan seperti ini tak boleh dilewatkan. Dalam momen berbagi takjil dan buka bersama ini, kami juga berharap agar Riau semakin maju," kata Epis (51), warga Panam, Pekanbaru.
Masjid Agung An-Nur, masjid bersejarah yang terletak di Jalan Hangtuah, Pekanbaru, Provinsi Riau, dibangun pada 1963 dan diresmikan oleh Gubernur Arifin Ahmad pada 1968. Pada tahun 2000, masjid ini direnovasi pada masa kepemimpinan Gubernur Saleh Djasit, dengan luas yang tiga kali lipat, dari 4 hektare menjadi 12,6 hektare. Masjid ini kini menjadi salah satu yang termegah di Indonesia.
