Dua tentara Korut berperang bersama Rusia

id korut dan rusia,tentara korut,tentara korut ditangkap,tentara korut di rusia,perang rusia ukraina,militer ukraina,milite

Dua tentara Korut berperang bersama Rusia

Ilustrasi - Parade militer Tentara Rakyat Korea di Pyongyang, ibu kota Korea Utara, pada 15 April 2017 antara lain mempertontonkan peluru kendali. (Xinhua/Cheng Dayu)

Seoul (ANTARA) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Sabtu (11/1) menyatakan, dua tentara Korea Utara yang cedera berhasil ditangkap personel militer Ukraina di wilayah Kursk, Rusia, dan penyelidikan terhadap keduanya masih berlangsung.

Dinas Keamanan Ukraina (SBU) yang memeriksa kedua tentara itu menyebut, seorang tentara Korut mengeklaim bahwa dirinya mengira dikirim ke Ukraina untuk latihan militer, bukan untuk berperang langsung di lapangan.

Pemeriksaan kedua tentara tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan Dinas Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan yang menyediakan penerjemah Bahasa Korea karena keduanya tak bisa berbahasa Ukraina, Rusia, ataupun Inggris.

Dilaporkan bahwa salah satu tentara Korut memegang kartu pengenal militer Rusia atas nama orang lain yang terdaftar di Rusia.

Si tentara mengatakan bahwa ia menerima kartu tersebut pada musim gugur yang lalu, ketika sejumlah satuan militer Korut ikut serta dalam latihan bersama militer Rusia selama sepekan.

"Perlu diperhatikan bahwa si tahanan ... menegaskan bahwa dia mengira akan berangkat untuk latihan, bukan untuk berperang melawan Ukraina," demikian menurut SBU dalam rilis persnya.

Menurut informasi awal, personel Korut dengan kartu pengenal Rusia itu menyebut dirinya lahir pada tahun 2005 dan bertugas di militer negaranya sejak 2021. Sementara, personel lainnya berkata dirinya lahir pada tahun 1999 dan bertugas sejak 2016 sebagai penembak jitu pengintai.

SBU juga merilis rekaman video yang menunjukkan kedua tentara Korut tersebut dalam kondisi cedera sehingga sejumlah anggota badannya harus diperban.

"Segera setelah ditangkap, dua orang asing tersebut menerima pertolongan medis yang diperlukan," demikian SBU yang turut memastikan keduanya ditahan dalam kondisi yang sesuai dengan hukum internasional.

Dinas intelijen Korsel kemudian memastikan kabar ditangkapnya dua tentara Korut di Ukraina tersebut, sembari menambahkan bahwa salah satu personel itu menyebut terdapat "banyak" korban di antara tentara Korut yang dikirim ke Rusia.

"Kami akan terus berbagi informasi terkait tahanan Korea Utara dengan kerja sama erat dengan otoritas intelijen Ukraina," demikian pernyataan NIS.

Pejabat Korsel sebelumnya menyebut bahwa Korut diperkirakan mengirim hampir 11.000 personel militer untuk mendukung Rusia dalam perangnya melawan Ukraina.

Sementara itu, pejabat NIS dalam pernyataannya kepada anggota Majelis Nasional Korsel bulan lalu mengatakan, setidaknya 100 personel Korut tewas dan 1.000 lainnya terluka di Ukraina.

Sumber: Yonhap-OANA