Roket Falcon 9 SpaceX di"grounded" imbas insiden gagal dalam penerbangan
Jakarta (ANTARA) - Roket andalan dari perusahaan antariksa SpaceX, Falcon 9, saat ini mendapatkan pelarangan terbang imbas dari terjadinya insiden kegagalan fungsi saat melakukan penerbangan beberapa waktu lalu.
Insiden terjadi saat roket itu melakukan misi Starlink Group 9-3 untuk melepas satelit Starlink pada Kamis (12/7) malam dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California, Amerika Serikat.
Adapun insiden yang dimaksud dan menyebabkan Falcon 9 harus ditangguhkan izinnya untuk sementara waktu ini ialah dari sisi pembakarannya.
SpaceX dalam pernyataannya menjelaskan kegagalan ditemukan saat Falcon 9 memasuki tahap kedua dalam penerbangannya.
Pembakaran bahan bakar berlangsung tidak mulus dan terjadi akibat adanya kebocoran oksigen cair.
Setelah itu, langkah antisipasi dilakukan namun ternyata mesin Merlin yang menjadi penggerak Falcon 9 justru mengalami anomali dan tidak dapat menyelesaikan pembakaran lanjutan.
Elon Musk yang juga diketahui pemilik SpaceX turut membenarkan bahwa roket tersebut mengalami kendala dan menyatakan pihaknya telah melakukan pembongkaran mesin untuk mengetahui masalahnya.
Pernyataan perusahaan lebih lanjut menyebut akan melakukan penyelidikan penuh atas insiden tersebut berkoordinasi dengan Federal Aviation Administration (FAA) AS.
Status Falcon 9 ke depannya bakal didasarkan oleh keputusan FAA apakah dapat kembali beroperasi atau tidak.
Roket Falcon 9 merupakan roket kebanggaan SpaceX, di 2024 saja 52 persen dari semua peluncuran orbital tahun ini telah menggunakan roket tersebut, menurut pelacak Orbital Launches Gunter Krebs.
Peluncurannya pada Kamis (12/7) adalah peluncuran Falcon 9 yang ke-70 pada tahun 2024. Sementara pada 2023, Falcon 9 digunakan untuk 96 peluncuran.
Adanya insiden ini merupakan kegagalan Falcon 9 pertama sejak 2016 ketika sebuah roket meledak di landasan peluncuran.
Sebagai akibat dari kegagalan tersebut, SpaceX mengatakan satelit Starlink dikerahkan ke orbit yang lebih rendah dari yang dimaksudkan.
Pada Jumat sore, perusahaan mengatakan telah melakukan kontak dengan 10 satelit dari 20 yang ada di atas roket.
Dengan catatan satelit dinilai telah berada dalam lingkungan yang sangat tinggi dengan perigee, atau titik terendah dari orbit elips satelit.
SpaceX menyatakan satelit itu memiliki pendorong, namun dorongan maksimum yang tersedia tidak mungkin cukup untuk berhasil meningkatkan satelit.
Hal itu menandakan bahwa satelit SpaceX itu akan memasuki kembali atmosfer dan sepenuhnya mati. Meski begitu satelit-satelit tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi satelit lain di orbit atau keselamatan publik.
Baca juga: SpaceX Luncurkan Roket Falcon 9 Membawa Satelit Perusahaan Iridium
Insiden terjadi saat roket itu melakukan misi Starlink Group 9-3 untuk melepas satelit Starlink pada Kamis (12/7) malam dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California, Amerika Serikat.
Adapun insiden yang dimaksud dan menyebabkan Falcon 9 harus ditangguhkan izinnya untuk sementara waktu ini ialah dari sisi pembakarannya.
SpaceX dalam pernyataannya menjelaskan kegagalan ditemukan saat Falcon 9 memasuki tahap kedua dalam penerbangannya.
Pembakaran bahan bakar berlangsung tidak mulus dan terjadi akibat adanya kebocoran oksigen cair.
Setelah itu, langkah antisipasi dilakukan namun ternyata mesin Merlin yang menjadi penggerak Falcon 9 justru mengalami anomali dan tidak dapat menyelesaikan pembakaran lanjutan.
Elon Musk yang juga diketahui pemilik SpaceX turut membenarkan bahwa roket tersebut mengalami kendala dan menyatakan pihaknya telah melakukan pembongkaran mesin untuk mengetahui masalahnya.
Pernyataan perusahaan lebih lanjut menyebut akan melakukan penyelidikan penuh atas insiden tersebut berkoordinasi dengan Federal Aviation Administration (FAA) AS.
Status Falcon 9 ke depannya bakal didasarkan oleh keputusan FAA apakah dapat kembali beroperasi atau tidak.
Roket Falcon 9 merupakan roket kebanggaan SpaceX, di 2024 saja 52 persen dari semua peluncuran orbital tahun ini telah menggunakan roket tersebut, menurut pelacak Orbital Launches Gunter Krebs.
Peluncurannya pada Kamis (12/7) adalah peluncuran Falcon 9 yang ke-70 pada tahun 2024. Sementara pada 2023, Falcon 9 digunakan untuk 96 peluncuran.
Adanya insiden ini merupakan kegagalan Falcon 9 pertama sejak 2016 ketika sebuah roket meledak di landasan peluncuran.
Sebagai akibat dari kegagalan tersebut, SpaceX mengatakan satelit Starlink dikerahkan ke orbit yang lebih rendah dari yang dimaksudkan.
Pada Jumat sore, perusahaan mengatakan telah melakukan kontak dengan 10 satelit dari 20 yang ada di atas roket.
Dengan catatan satelit dinilai telah berada dalam lingkungan yang sangat tinggi dengan perigee, atau titik terendah dari orbit elips satelit.
SpaceX menyatakan satelit itu memiliki pendorong, namun dorongan maksimum yang tersedia tidak mungkin cukup untuk berhasil meningkatkan satelit.
Hal itu menandakan bahwa satelit SpaceX itu akan memasuki kembali atmosfer dan sepenuhnya mati. Meski begitu satelit-satelit tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi satelit lain di orbit atau keselamatan publik.
Baca juga: SpaceX Luncurkan Roket Falcon 9 Membawa Satelit Perusahaan Iridium