Toronto, Kanada (ANTARA) - PBB pada Senin menyuarakan keprihatinan atas provokasi yang terjadi di tempat suci di Yerusalem.
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan: "Kami selalu khawatir dengan provokasi apa pun yang dilakukan di tempat-tempat suci di Yerusalem."
Pernyataan itu disampaikan saat Dujarric ditanya tentang blokade oleh pasukan Israel terhadap ratusan warga Palestina, yang ingin melakukan shalat tarawih (malam) pertama di bulan suci Ramadan, saat mereka memasuki Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur yang diduduki oleh Israel.
Dia mengingatkan bahwa ada "status quo yang harus dipatuhi dan dihormati."
Al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang-orang Yahudi menyebut tempat itu sebagai Bukit Bait Suci karena itu merupakan situs dua kuil Yahudi pada zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel pada 1967. Mereka mencaplok seluruh wilayah kota itu pada 1980, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat sejak Israel meluncurkan serangan militer mematikan ke Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Oktober 2023.
Sedikitnya 420 warga Palestina di Tepi Barat telah tewas sejak saat itu, dan lebih dari 4.600 orang lainnya luka-luka akibat serangan penembakan Israel, menurut Kementerian Kesehatan.
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan sementaranya pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil langkah untuk memastikan bantuan kemanusiaan disalurkan kepada warga sipil di Gaza, di mana lebih dari 31 ribu orang telah tewas.
Sumber: Anadolu