Pelalawan (ANTARA) - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) bagian dari APRIL Group turut mengambil peran mendukung pemerintah dalam upaya pencegahan dan penurunan angka stunting di Provinsi Riau. www.aprilasia.com.
Upaya Pemerintah melibatkan kalangan swasta untuk berperan aktif dalam membantu menurunkan angka prevalensi stunting merupakan bentuk upaya menghidupkan semangat gotong-royong dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.
Peran swasta sangat diperlukan untuk mengisi ruang melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) di daerah sekitar operasional perusahaan yang memiliki prevalensi stunting cukup tinggi.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan RI, prevalensi balita stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen pada tahun 2021. Artinya hampir seperempat Balita Indonesia mengalami stunting pada tahun lalu. Namun demikian angka tersebut lebih rendah dibanding tahun 2020 yang diperkirakan mencapai 26,9 persen.
Percepatan penurunan stunting pada balita merupakan program prioritas pemerintah yang dilaksanakan secara efektif, konvergen, dan terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor di tingkat pusat dan daerah.
Community Development (CD) Strategic Manager RAPP, Bertone Anwar menyampaikan APRIL Grup bersama Tanoto Foundation berkomitmen membantu pemerintah Provinsi Riau untuk menurunkan angka prevalensi stunting hingga 50 persen pada balita di desa-desa Riau. Komitmen serius ini bahkan dimasukkan ke dalam agenda APRIL2030, di mana APRIL menargetkan pencapaian penurunan stunting di Provinsi Riau bisa terwujud pada tahun 2030 atau lebih cepat.
“Kita harus mengejar target angka stunting 14 persen di tahun 2024, artinya per tahun harus turun 2,7 persen. Untuk mengejar ini kita perlu upaya yang lebih besar dan programnya juga lebih konvergen atau keroyokan. Kita semua memiliki peran untuk percepatan penurunan stunting terutama melalui pendampingan teknis komunikasi perubahan perilaku,” papar Bertone.
Bertone menambahkan Strategi Nasional pilar nomor 2 berbicara mengenai perubahan perilaku komunikasi ini sangat penting.
“Dulu waktu kita masih bayi di bawah usia 6 bulan sudah dikasih makan pisang atau masih ada ibu-ibu yang anaknya susah makan, lalu supaya mau makan dikasih apa aja yang penting ngunyah padahal tidak ada nutrisinya. Artinya ada kebiasaan orangtua yang berdampak terhadap kurangnya pemenuhan nutrisi anak, jadi ini perlu diluruskan, makanya pemerintah mencanangkan strategi komunikasi perubahan perilaku,” jelasnya.
APRIL dan Tanoto Foundation telah menyusun 4 program utama untuk pencegahan stunting di Provinsi Riau, antara lain pendampingan teknis komunikasi perubahan perilaku (Stranas Pilar #2), pendampingan teknis aksi konvergensi (Stranas Pilar #3), mobilisasi Tim Pendamping Keluarga (TPK), program inovasi deteksi risiko kehamilan dan pilot program Rumah Anak SIGAP. Program-program tersebut dilaksanakan bermitra dengan Yayasan Cipta, Kemendagri, Kemenkes, Kemendesa, BKKBN, Sehati dan LSM lokal.
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB