Pekanbaru (ANTARA) - PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) kembali melaksanakan Training of Trainers (ToT) Modul I mengenai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Proses Belajar Mengajar (PBM) untuk Fasilitator Daerah (Fasda) di tiga Kabupaten yakni Kampar, Kuansing dan juga Kepulauan Meranti.
Kegiatan yang ditaja oleh perusahaan grup APRIL ini diikuti oleh 65 Fasda dari 76 Sekolah Dasar (SD) berlangsung dari tanggal 24-27 September 2022 di Pekanbaru.
Kasi Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan Kuansing, Maralis mengatakan keberadaan program ini telah membawa perubahan berarti bagi proses pembelajaran sekolah.
"Selama pengamatan kami sekolah di bawah bimbingan RAPP itu jadi bagus pembelajarannya. Ada progreslah, beda dengan sekolah yang tidak dibimbing," kata Maralis, Sabtu (24/9/2022).
Ia mengatakan melalui ToT modul 1 ini para guru mendapatkan bahan dan pengetahuan yang sesuai dengan program pemerintah yakni Program Merdeka Belajar.
"Kita akui di pemerintahan memang tidak ada anggaran untuk hal-hal yang seperti ini. Jadi dengan adanya ToT dari RAPP ini kami sangat bangga dan sangat menghargai itu. Kita berharap mutu pembelajaran bisa semakin baik ke depan," ujarnya.
Maralis menambahkan, sebelumnya ada sekitar 15 sekolah yang ada di bawah binaan RAPP dan kini kembali bertambah lagi 15, sehingga total ada 30 sekolah.
"Kalau sebelumnya kan kurikulum 2013 (K13), jadi para guru yang dibimbing oleh Fasda masing-masing sekolahnya, mereka itu akan mendapatkan materi terbaru, terutama Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), baik pengetahuan, keterampilan sehingga pembelajaran itu semakin berkualitas seperti yang diharapkan," ungkapnya.
Head of Community Development (CD) RAPP Hasto Teguh Kuncoro mengatakan program School Improvement ini menjadi sebuah model kemitraan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sekolah.
"Ada 60 sekolah yang kita dampingi sekarang dan itu akan bertambah 112, dua kali lipat pada tahun depan. Jadi tahun depan itu akan menjadi 172 sekolah. Ketika ada penambahan jumlah pendampingan sekolah, sedangkan SDM nya RAPP hanya sedikit, maka yang bisa dilakukan adalah melatih guru, melatih Kepsek dan juga pengawas sekolah, agar kualitas sekolahnya naik," ujar Hasto.
Hasto menjelaskan ada tiga target kegiatan ini, pertama peningkatan kemampuan membaca anak, kedua peningkatan kemampuan numerasi matematika anak didik dan ketiga adalah anak-anak persiapan untuk pengukuran Programme for International Student Assessment (PISA) untuk tahun selanjutnya jauh lebih baik.
"Jadi caranya kalau ingin menjadi cepat itu harus ada perpanjangan tangan atau bermitra dan berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan untuk meningkatkan kualitas sekolah. Jadi targetnya lebih ke arah situ," sebutnya.
Hasto menambahkan dahulu di dalam kelas, guru adalah pusat segalanya, namun sekarang dalam program School Improvement itu murid dan guru adalah dua objek yang saling berkomunikasi dua arah. Dulu orang menyebutnya pedagogi sekarang disebutnya menjadi andragogi.
"Jadi anak dan guru itu saling berdiskusi sehingga jauh lebih baik," ucapnya.
Sebelumnya pelatihan Fasda ini juga sudah dilakukan bagi sekolah yang berada di Kabupaten Pelalawan dan Siak sebanyak 96 sekolah. Program School Improvement ini merupakan bagian dari komitmen transformatif APRIL2030 pada pilar kemajuan inklusif dalam mendukung pendidikan bermutu serta menjadikan sekolah-sekolah binaan APRIL berhasil mencapai peringkat 10 persen di atas peringkat PISA nasional.