307 ternak di Kampar mati, ini penyebabnya

id Ngorok,Pmk kampar, ternak mati

307 ternak di Kampar mati, ini penyebabnya

Sekda Kampar Yusri pimpina rapat soal ternak mati terserang PMK dan Ngorok

Bangkinang Kota (ANTARA) - Terdata sebanyak 102 ternak milik masyarakat mati mendadak dan 207 ekor terserang penyakit mulut dan kuku juga ngorok.

"Saat ini akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah memakan Korban sebanyak 102 ekor ternak kerbau dan sapi yang mati dan sebanyak 207 ekor terpapar akibat serangan penyakit mulut dan kaki dan ngorok," kata Sekdakab Kampar Yusri saat membuka kegiatan sosialisasi penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kantor Bupati Kampar, Senin.

Dalam hal ini, tim Satgas PMK Provinsi Riau dan tim Satgas PMK Kampar mengambil tindakan dengan mengisolasi ternak yang saat ini masih sehat karena virus berkembang begitu cepat ditambah lagi dengan penyakit ngorok.

"Penyakit ngorok ini rupanya lebih kencang dan cepat dibanding PMK, penyakit ngorok ini merupakan kasus tertinggi di Kampar," terang Yusri.

Bahaya Ngorok tiga hari terjangkit ternak sudah mati, sementara PMK seminggu masih dapat bertahan.

Penyakit Ngorok (tagere) atau nama lainnya penyakit Septicaemia Epizootica (SE) merupakanpenyakit yang sering menyerang hewan/ternak ruminansia khususnya sapi dan kerbau yang sifatnya akut atau fatal.

Hadir pada kesempatan tersebut Tim Satgas dari Provinsi Riau DrhRevalita Budhiani dari dinas peternakan dan kesehatan hewan Provinsi Riau, Kombes Wemdri Purbiantoro Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Riau, Kepala Dinas Perkebunan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kampar Syahrizal, Kepala Dinas, Instansi terkait, Wakapolres Kompol Rachmat Muchamad Salihi, Camat se-Kabupaten Kampar.

"Saat ini jumlah sapi dan kerbau yang sudah terdampak sebanyak 278 Ekor dan sebanyak 102 Mati akibat PMK dan Ngorok," terangnya lagi.

Dia menjelaskan, di Kabupaten Kampar paling banyak terjadi di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Koto Kampar Hulu, begitu juga dengan kecamatan Kuok dan Salo serta kecamatan lainnya namun tingkat kematian masih rendah.

'PMK Ini telah kita antisipasi sebelumnya termasuk dengan pendirian Posko Ternak di beberapa lokasi masuk Kampar, namun virus lain Ngorok lebih berbahaya dari PMK," ujarnya.

Harapan kepada Provinsi Riau terhadap pemilik sapi dan kerbau yang mati dapat dispensasi dari pemerintah walau sedikit namun ini dapat membantu peternak.

Sementara itu tim Satgas dari Provinsi Riau Drh Revalita Budhiani dari dinas peternakan dan kesehatan hewan Provinsi Riau menyatakan bahwa kasus PMK merupakan kasus yang telah terjadi di Indonesia, namun untuk Ngorok ini Kampar merupakan kasus pertama di Riau.

Selain itu dari Tim Satgas PMK Riau lainnya, Kombes Wemdri Purbiantoro, Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Riau dalam arahan menyampaikan bahwa sosialisasi PMK di Kabupaten Kampar dapat berjalan dengan baik dan lancar.

"PMK ini bisa membunuh hewan, kami dari kepolisian mengharapkan kerjasama untuk dapat bahu membahu memberikan pengertian kepada masyarakat sebagai perpanjangan tangan Satgas bahwa ini harus di obati dan di vaksin ikuti aturan pemerintah," terang Wemdri.

Di sisi lain, Syahrizal Kepala Dinas Perkebunan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kampar menyatakan bahwa hari ini tim Satgas PMK Provinsi Riau dan Kabupaten Kampar melakukan sosialisasi kepada pemangku kepentingan, Instansi dan OPD terkait.