CSIS: Subsidi BBM digunakan untuk pendidikan dan EBT

id Berita hari ini,berita riau terbaru, berita riau antara,subsidi BBM

CSIS: Subsidi BBM digunakan untuk pendidikan dan EBT

Ilustrasi - Pengendara motor mengisi BBM jenis Pertalite di sebuah SPBU Pertamina. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj/aa.)

Jakarta (ANTARA) - Direktur Executif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menyarankan agar subsidi bahan bakar minyak (BBM) digunakan untuk sektor pendidikan dan energi terbarukan (EBT).

"Kenaikan harga BBM memang diperlukan, karena tidak mungkin Pemerintah menanggung subsidi yang makin lama makin besar,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan penyesuaian harga harus terjadi di semua jenis BBM agar tidak terjadi peralihan pola konsumsi ke jenis tertentu.

“Bila harga BBM jenis Pertalite tetap dipertahankan sementara harga jenis BBM lainnya naik, otomatis konsumsi Pertalite akan makin meningkat karena orang akan sifting,” katanya menegaskan.

Yose yang banyak melakukan penelitian tentang kemiskinan dan distribusi pendapatan itu mengungkapkan subsidi harus dikurangi dan harga BBM harus ditingkatkan agar menciptakan mekanisme pasar yang sehat antara ketersediaan dan permintaan.

“Kalau harganya gak naik-naik, sementara barangnya terbatas, yang terjadi adalah barangnya tidak akan tersedia di pasaran. Makanya harganya harus naik, sejak jauh-jauh hari banyak pihak sudah mengatakan bahwa harga Pertalite itu harus naik, harga LPG juga harus naik untuk mengikuti kondisi energi yang ada,” jelasnya.

Hasil penghematan yang berhasil dilakukan dari pengurangan subsidi BBM, menurut Yose Rizal, bisa digunakan untuk membiayai hal lain yang lebih penting.

“Misalnya untuk meningkatkan pendidikan. Ingat ya, selama dua-tiga tahun ini pendidikan kita tertinggal jauh karena pandemi. Banyak sekali yang harus dikejar dan itu butuh APBN yang tinggi sebenarnya. Jadi (hasil penghematan subsidi BBM itu) bisa dimasukkan ke sana," katanya menjelaskan.

Agenda lain yang juga membutuhkan pendanaan adalah transisi menuju energi berkelanjutan. Perubahan iklim benar sedang terjadi.

“Kita tidak bisa lagi menyangkal dan mengatakan perubahan iklim itu tidak terjadi. Kita butuh transisi menuju energi yang bersih, ini membutuhkan biaya yang tinggi sekali. Harusnya subsidi sekian ratus triliun itu bisa membangun banyak sekali solar panel, banyak sekali mini dan micro-hydro di Indonesia, untuk transisi ke energi terbarukan, energi yang lebih bersih,” pesan Yose Rizal.