Jakarta (ANTARA) - Produsen serum kesehatan payudara Prisa mengkampanyekan pentingnya bagi para perempuan untuk mencintai diri sendiri dan melawan stigma bahwa kejahatan seksual disebabkan oleh cara perempuan berpakaian.
Dalam kampanyenya, jenama lokal asal Bandung itu menekankan bahwa perempuan berhak atas apa saja yang ingin mereka kenakan, di Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan menghargai keberagaman, ekspresi perempuan dalam berbusana semestinya dapat dihargai.
“Bahwa perempuan bebas untuk berekspresi atau berkarya tanpa terganggu stigma masyarakat atas apa yang dia lakukan dan kenakan. Masyarakat tidak berhak untuk men-judge atau menilai seseorang dari penampilan luarnya saja,” kata Syefriandhi, Owner & Founder Prisa, dalam rilis yang diterima ANTARA di Jakarta pada Senin.
Menjelang perayaan Hari Kartini, Prisa menggelar kampanye dengan tema #LawanStigma. Menurut Syefriandhi, stigma pada perempuan tidak hanya soal pilihan berbusana. Lebih daripada itu, ada juga stigma-stigma lain yang menyangkut fisik seorang perempuan hingga perlu untuk dilawan.
“Mengapa harus olahraga padahal sudah kurus, mengapa harus diet padahal sudah langsing, mengapa harus belajar tinggi padahal akan ngurus dapur? Cewek kok kerjanya kayak laki-laki? Stigma-stigma itu juga nyata adanya,” ujar Syefriandhi.
Stigma, kata Syefriandhi, dapat menimbulkan stress, depresi, perasaan malu, marah, atau berbagai macam reaksi lainnya baik secara fisik, mental, maupun perilaku.
“Stigma membuat orang terkucil atau bahkan diabaikan, yang pada akhirnya menghambat perempuan untuk berproses, berkarya, berekspresi, dan berdikari,” tuturnya.
Dengan campaign #LawanStigma, Prisa berharap perempuan untuk berani tampil, berkarya, bekerja, dan berekspresi tanpa takut. Tak cuma itu, ia pun berharap kampanye dapat menyadarkan perempuan untuk tidak perlu lagi mempedulikan pendapat orang lain terhadap dirinya.
Syefriandhi mengatakan bahwa kampanye ini dibuat agar perempuan dapat mengeluarkan potensi yang lebih dari dirinya, karena tubuh perempuan adalah otoritas mereka sendiri.
“Do what you want to do. Post whatever you want in social media. Reclaim our bodies, love it and respect it the way it deserves,” ujarnya..
Baca juga: Stephane Rolland kembali ke Paris Fashion Week dengan gaun feminim dan siluet berani
Baca juga: Prediksi tren fashion Indonesia 2022: busana warna cerah hingga tenun
Berita Lainnya
DPR: Atasi masalah gizi lewat program stunting posyandu dan Makan Bergizi Gratis
21 November 2024 17:01 WIB
Daftar tunggu 23 tahun, wujudkan berhaji dengan mendaftar di BRK Syariah
21 November 2024 16:34 WIB
Ganda campuran Indonesia Dejan/Gloria tak ingin lengah hadapi Tang/Tse di perempat final
21 November 2024 16:17 WIB
Menpora Dito Ariotedjo minta PB Pergatsi fokus bina olahraga gateball
21 November 2024 16:01 WIB
Wapres Gibran Rakabuming Raka ajak pemuda kerja keras wujudkan Indonesia Emas 2045
21 November 2024 15:55 WIB
Komisi III DPR RI setujui Setyo Budiyanto jadi Ketua KPK 2024-2029
21 November 2024 15:49 WIB
Ringgo Agus Rahman berhasil raih Piala Citra pertamanya berkat "JESEDEF"
21 November 2024 15:05 WIB
Menteri Kebudayaan Fadli Zon sebut kekayaan budaya Indonesia adalah mega diversity
21 November 2024 14:57 WIB