Pekanbaru (ANTARA) - Kerajinan batik khas Melayu Riau kini dalam kondisi memprihatinkan karena di Kota Pekanbaru (Ibu Kota Provinsi Riau) hanya tersisa dua perajin yang masih aktif.
Berdasarkan penelusuran ANTARA di Kota Pekanbaru untuk liputan Hari Batik Nasional, Jumat, hanya ada dua perajin yang membuat batik Melayu Riau, yaitu di Galeri Semat Tembaga di Jalan Kuantan VII. Di sana perajin membuat batik tulis dengan canting, di antaranya ada motif batik tabir dan tabur.
Sebelumnya, kerajinan batik Melayu Riau juga dibuat oleh sejumlah perajin di Gedung Dekranasda Riau di Jalan Sisingamangaraja. Namun, di tempat itu tidak memproduksi batik lagi karena tidak ada perajinnya. Sedangkan, galeri lainnya yang menjual batik khas Riau, memproduksi batik di Jawa dan menjualnya lagi di Pekanbaru.
“Sekarang kami hanyatinggal berdua, sebelumnya banyak waktu pertama berdiri sampai 20-an (orang) masih gadis-gadis jadi masih aktif. Setelah nikah, berumah tangga, urus anak jadi berhenti,” kata Panca, salah satu perajin batik yang tersisa di Pekanbaru.
Selain itu, ia menilai generasi muda juga sangat rendah minat untuk menekuni tradisi membatik. Pemilik Galeri Semat Tembaga, Encik Amrun Salmon, yang termasuk salah satu pelopor batik Melayu Riau sebenarnya sudah membuka peluang bagi siapapun yang ingin belajar membatik.
Menurut dia, Encik Amrun Salmon belum lama ini mengadakan pelatihan membatik untuk 10 orang anak muda. Setelah pelatihan selama satu minggu, lanjutnya, hanya satu orang yang masih mau meneruskan ilmu yang didapatkannya.
“Di sanggar ini ada pelatihan-pelatihan untuk siapa yang mau boleh belajar, tapo minat anak muda di sini kuranng, sangat kurang,” katanya.
Pada peringatan Hari Batik Nasional, Panca berharap ke depan generasi muda bisa ikut melestarikan tradisi batik Melayu Riau. Ia mengakui profesi perajin batik butuh kesabaran dan ketelatenan tersendiri.
“Harapannya mudah-mudahan generasi muda ini mau turut mengembangkan budaya batik kita. Kerja ini memang sangat rumit, perlu ketelatenan, kesabaran. Anak muda sekarang maunya yang cepat, yang banyak gaji. Kalau membatik ini perlu kesabaran yang tinggi. Kalau salah diulang warnanya, tergantung kainnya juga, dan begitu selesai ada kepuasan batin tersendiri,” katanya.
Proses pembuatan batik tulis khas Melayu Riau tergantung motif yang dibuat. Motif yang sederhana bisa diselesaikan dalam 1-2 hari, namun untuk yang rumit bisa sampai 15 hari. Harga kain batik juga bervariasi tergantung tingkat kesulitan pembuatannya, yakni berkisar Rp300 ribu hingga Rp700 ribu per helai.
Baca juga: Batik Siak makin populer sejak dipakai ASN tiap Kamis dan DL
Baca juga: Yuk Kenali Tenun Batik Khas Melayu Riau Rumah Kreatif Cempaka
Berita Lainnya
Legislator: Kegiatan Lomba Batik Trenggalek Bertutur bukti cinta budaya lokal
13 December 2024 14:28 WIB
Dekranasda Riau gelar lomba motif tenun dan batik khas Riau, ini pesan Zuliana Rahman Hadi
15 November 2024 14:10 WIB
Presiden Jokowi ajak masyarakat untuk kenakan batik dengan rasa bangga
02 October 2024 12:36 WIB
Rumah Batik Andalan berdayakan IRT di Pelalawan jadi pembatik handal
11 September 2024 14:38 WIB
Ajang pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara digelar untuk cari duta promosi
21 August 2024 12:52 WIB
Tokopedia latih pelaku UMKM batik jadi konten kreator untuk naikkan penjualan
09 August 2024 10:45 WIB
Kemenperin dorong pelaku IKM gunakan pewarna alam batik guna tarik minat Gen Z
16 July 2024 11:36 WIB
Batik dan songket Indonesia ditampilkan dalam pertunjukan fesyen di Italia
11 June 2024 10:26 WIB