Sulitnya penyandang tunanetra di Pekanbaru dapat kerja semasa wabah COVID-19

id pertuni pekanbaru,kerja tunanetra,dampak covid,berita riau antara,berita riau terbaru

Sulitnya penyandang tunanetra di Pekanbaru dapat kerja semasa wabah COVID-19

Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Pekanbaru Suparman menyampaikan kesulitan anggotanya mendapat pekerjaan memijat selama masa wabah COVID-19. (ANTARA/FB Anggoro)

Pekanbaru (ANTARA) - Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Pekanbaru, Suparman, mengungkapkan bahwa anggotanya makin sulit mendapat pendapatan selama wabah COVID-19 meliputi wilayah ibu kota Provinsi Riau.

Kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa, Suparmanmengatakan bahwa PertuniKota Pekanbaruberanggotakan 65 kepala keluarga, sebagian besar bekerja sebagai tukang pijat, ada pula yang menjadi pengamen.

"Mayoritas anggota kita berprofesi sebagai tukang pijat... Hampir tidak ada orang yang mau pijat lagi," katanya.

Ia menuturkan, usaha layanan pijat sepi pelanggan sejak wabahCOVID-19 masuk ke Pekanbaru. Langganan layanan pijat Suparmanpun terus berkurang semasa wabah.

"Bulan Januari saya bisa dapat panggilan 80 orang, bulan Februari turun jadi 60 orang, bulan April turun tinggal 15 orang, dan bulan Mei ini baru satu orang," katanya.

Ia mengatakan bahwa tunanetra yang menjadi tukang pijat sudah sangat berhati-hati dalam menangani pelanggan agar tidak tertular virus corona. Mereka mengenakan masker dan mengukur suhu tubuh pelanggan untuk mendeteksi kemungkinan pelanggan sakit sebelum memijat.

"Kalau badannya panas kita lebih baik tidak memijatnya," kata Suparman.

Namun dia mengatakan bahwa kontak fisik langsung tidak bisa tidak dilakukan dalam memberikan layanan pijat. Tukang pijat tunanetra tidak bisa menggunakan sarung tangan karena mereka mengandalkanindra peraba dalam memberikan terapi pijat.

"Karena harus dengan sentuhan langsung orang jadi takut untuk pijat," katanya.

Suparman mengatakan Pertuniberusaha menggalang dana dari donatur untuk membantu meringankan beban tunanetra yang kehilangan mata pencarian selama wabahCOVID-19.

Baca juga: COVID-19 mulai berdampak, Riau alami deflasi -0,26 persen pada April

Baca juga: Dampak COVID-19, DDII Bengkalis ajak umat peduli ustadz

Baca juga: Dampak COVID-19, restoran cepat saji KFC turunkan dan tunda gaji karyawan