Jakarta (ANTARA) - KPK memperpanjang pencegahan bepergian ke luar negeri untuk lima orang terkait dengan penyidikan perkara dugaan korupsi pelaksanaan pekerjaan subkontraktor fiktif pada proyek-proyek yang dikerjakan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
"Dalam penyidikan dengan tersangka FR (Fathor Raachman), Kepala Divisi II PT Waskita Karya (Persero) Tbk. terkait dengan pelaksanaan pekerjaan subkontraktor fiktif pada proyek-proyek yang dikerjakan PT Waskita Karya dilakukan perpanjangan pelarangan ke luar negeri untuk lima orang," kata Juru Bicara KPK RI Febri Diansyah di Jakarta, Selasa.
Baca juga: KPK periksa secara intensif lima orang yang ditangkap di Balikpapan
Kelima orang tersebut adalah Kepala Divisi II PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Fathor Raachman yang juga menjadi tersangka dalam kasus tersebut, GM Keuangan dan Resiko Divisi II PT Waskita Karya (Persero) Yuli Ariandi Siregar, Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk. Jarot Subana, Wakil Kepala Divisi II PT Waskita Karya Fakih Usman, dan Direktur Sungai dan Pantai Kementerian Pekerjaan Umum Pitoyo Subandrio.
"Perpanjangan pelarangan ke luar negeri dilakukan untuk 6 bulan ke depan terhitung sejak 3 Mei 2019," tambah Febri.
KPK telah menetapkan dua tersangka dalam kasus ini, yaitu mantan Kepala Divisi ll PT Waskita Karya Fathor Rachman (FR) dan mantan Kepala Bagian Keuangan dan Risiko Divisi Il PT Waskita Karya Yuly Ariandi Siregar (YAS).
Fathor Rachman dan Yuly Ariandi Siregar dan kawan-kawan diduga menunjuk beberapa perusahaan subkontraktor untuk melakukan pekerjaan fiktif pada sejumlah proyek konstruksi yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya.
Sebagian dari pekerjaan tersebut diduga telah dikerjakan oleh perusahaan lain namun tetap dibuat seolah-olah akan dikerjakan oleh empat perusahaan subkontraktor yang teridentifikasi sampai saat ini.
Diduga empat perusahaan tersebut tidak melakukan pekerjaan sebagaimana yang tertuang dalam kontrak.
Atas subkontrak pekerjaan fiktif itu, PT Waskita Karya selanjutnya melakukan pembayaran kepada perusahaan subkontraktor tersebut.
Namun, selanjutnya perusahaan-perusahaan subkontraktor tersebut menyerahkan kembali uang pembayaran dari PT Waskita Karya kepada sejumlah pihak termasuk yang kemudian diduga digunakan untuk kepentingan pribadi Fathor Rachman dan Yuly Ariandi Siregar.
Dari perhitungan sementara dengan berkoordinasi bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, diduga terjadi kerugian keuangan negara setidaknya sebesar Rp186 miliar.
Perhitungan tersebut merupakan jumlah pembayaran dari PT Waskita Karya kepada perusahaan-perusahaan subkontraktor pekerjaan fiktif tersebut.
Diduga empat perusahaan subkontraktor tersebut mendapat "pekerjaan fiktif" dari sebagian proyek-proyek pembangunan jalan tol, jembatan, bandara, bendungan, dan normalisasi sungai. Total 14 proyek terkait dengan pekerjaan fiktif tersebut.
Sebanyak 14 proyek itu, yakni proyek Normalisasi Kali Bekasi Hilir, Bekasi, Jawa Barat, proyek Banjir Kanal Timur (BKT) Paket 22, Jakarta, proyek Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, proyek Bendungan Jati Gede, Sumedang, Jawa Barat, proyek Normalisasi Kali Pesanggrahan Paket 1, Jakarta, proyek PLTA Genyem, Papua, dan proyek Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) Seksi 1, Jawa Barat.
Selanjutnya, proyek "fly over" Tubagus Angke, Jakarta, proyek "fly over" Merak-Balaraja, Banten, proyek Jalan Layang Non Tol Antasari-Blok M (Paket Lapangan Mabak), Jakarta, proyek Jakarta Outer Ring Road (JORR) seksi W 1, Jakarta, proyek Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Paket 2, Bali, proyek Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa Paket 4, Bali, proyek Jembatan Aji Tulur-Jejangkat, Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Atas perbuatannya, Fathor Rachman dan Yuly Ariandi Siregar disangkakan melanggar Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 juncto Pasal 65 Ayat (1) KUHP.
Baca juga: KPK operasi tangkap tangan hakim dan pengacara di Balikpapan
Baca juga: Kediaman Dinas Walkot Dumai ramai didatangi kerabat
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Berita Lainnya
Ribuan pedagang-pembeli Pasar Godean Sleman, Yogyakarta "serbu" Presiden Jokowi
28 August 2024 13:30 WIB
Meski ada latihan militer, Pemimpin Taiwan katakan siap kerja sama dengan China
27 May 2024 13:24 WIB
Aksi panggung Widi Vierratale nyanyi ala "rocker" hingga bagi-bagi uang
14 December 2023 12:48 WIB
Anies Baswedan soroti masalah ketimpangan dan pengangguran di Indonesia
08 November 2023 11:52 WIB
Puan Maharani ungkap DPR RI telah serap ribuan aspirasi rakyat selama setahun
29 August 2023 13:35 WIB
BMKG peringatkan potensi hujan lebat disertai petir di sejumlah wilayah Indonesia
12 December 2022 12:11 WIB
Kasus COVID-19 meningkat, Seoul larang pertemuan lebih dari empat orang
21 December 2020 15:59 WIB
Australia mengaku jadi korban serangan siber "aktor canggih berbasis negara"
19 June 2020 14:01 WIB