Pecatur Tuna Netra Riau Raih Emas Di Ajang Nasional

id pecatur tuna, netra riau, raih emas, di ajang nasional

Pecatur Tuna Netra Riau Raih Emas Di Ajang Nasional

Pekanbaru (Antarariau.com) - Nur Azizatul Munawaroh, pecatur dari Provinsi Riau, berhasil meraih medali emas pada Pekan Paralympic Pelajar Nasional (PEPARPENAS) 2017 di Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Pecatur berusia 17 tahun kelahiran Kabupaten Kuantan Singingi ini mengaku tidak menyangka bisa mendapat juara pertama pada ajang tersebut, karena masa persiapan yang sangat mepet. Persiapan yang singkat itu sempat menjadi ketakutannya ketika menghadapi lawannya.

"Teman-teman yang lain sudah siap sejak tiga bulan sebelum tanding. Sementara saya hanya tiga minggu. Untuk itu waktu yang singkat harus dimaksimalkan untuk berlatih," kata Nur Azizatul di Pekanbaru, Rabu (15/11).

Gadis yang akrab disapa Ziza sudah tidak bisa melihat sejak dilahirkan. Ketertarikannya pada olah raga catur bermula pada usia 11 tahun, karena baginya permainan catur menyenangkan dan memiliki prinsip yang unik.

"Karena catur itu prinsipnya menyelamatkan dan mempertahankan. Bagaimana kita bisa menyelamatkan atau bertahan hingga akhirnya menang. Pokoknya permainannya asyik dan seru," jelasnya.

Sebagai orang yang berkebutuhan khusus, Ziza harus banyak berkorban untuk menggeluti hobinya dan berlatih untuk persiapan kejuaraan. Untuk persiapan PEPARPENAS 2017, ia terpaksa izin sekolah untuk bisa berlatih di Kota Pekanbaru.

Meski orangtuanya tinggal di Kabupaten Kuantan Singingi, Ziza kini bersekolah di MAN 2 Kota Payakumbuh, Provinsi Sumatera Barat.

Sementara itu, persiapan pertandingan catur berlokasi di Kota Pekanbaru, tepatnya di rumah pelatihnya yang bernama Vendlan.

"Sulit ya, karna Taluk jauh dari Pekanbaru dan saya sekolah diluar Provinsi. Tapi, Alhamdulilah dapat izin dari sekolah serta dukungan dari orangtua. Bersyukur juga bisa dapat medali emas," kata Ziza ketika menjelaskan perasaannya setelah meraih emas PEPARPENAS.

Selain mahir dibidang catur, anak sulung dari tiga bersaudara ini ternyata juga berprestasi dibidang akademis. Sebelum menjadi juara catur di PEPARPENAS 2017, ia juga meraih juara tiga dalam bidang Literasi tingkat provinsi. Ia juga pernah ke Manado untuk mengikuti cerdas cermat IPA. Ketika masih berada di SLB (Sekolah Luar Biasa), ia pernah mengikuti Olimpiade Sains dan Matematika.

Ziza mengungkapkan, ia harus mampu membagi waktu untuk berlatih dan belajar. Karena saat ini tinggal di asrama ia belajar mengatur kegiatannya. Ia juga berpesan untuk teman-teman seumurannya agar tidak menyia-nyiakan waktu dan pengorbanan orangtua. Dan, lakukan yang terbaik untuk meraih cita-cita, pungkasnya.

Pelatih catur Ziza, Vendlan mengatakan semua atlet catur Riau yang bertanding di PEPARPENAS, terpaksa berlatih dirumahnya.

"Ya, Ziza dan teman-temannya datang kerumah saya untuk berlatih karena memang tidak ada tempat pelatihan untuk ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) seperti mereka," ungkapnya.

Pria berusia 54 tahun itu menjelaskan, untuk melatih Ziza memang dilakukan metode yang berbeda. Karena Ziza adalah tuna netra, maka pola pelatihan adalah mengarahkan dengan kata-kata dan tidak boleh berhenti. Pelatih juga melakukan metode pelatihan jarak jauh dengan mengirimkan soal dan kisi-kisi jawaban yang harus dipecahkan oleh Ziza dan murid lainnya.

Selain itu, empat orang pecatur berkebutuhan khusus lainnya memiliki kondisi yang berbeda yang membutuhkan penanganan sendiri-sendiri dalam berlatih. Vendlan menambahkan, dalam waktu dekat akan ada pertandingan catur tingkat Internasional di Dubai.

Ditulis oleh Desiyari Natalia Tambunan, Mahasiwa Komunikasi FISIP Universitas Riau