Pekanbaru (Antarariau.com) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman melakukan peninjauan atau "blusukan" ke sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru untuk memantau harga bahan pangan menjelang perayaan Natal, serta untuk mendengar langsung aspirasi para pedagang, Jumat.
Pria yang akrab disapa Andi Rachman ini sekitar tiga jam berkeliling ke Pasar Bawah, Pasar Sago dan Pasar Cik Puan. Turut serta dalam "blusukan" itu Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Pekanbaru Edwar Sanger, Kapolda Riau Irjen Pol. Zulkarnain, dan Kasrem 031/WB Kolonel Czi I Nyoman Parwata.
Namun, alih-alih menerima informasi tentang harga pangan, Gubernur Riau justru lebih banyak menerima curahan hati atau "curhat" dari pedagang pasar tradisional yang mengaku selama ini kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah. Saat meninjau Pasar Cik Puan, ketua pedagang setempat mengeluhkan mangkraknya bangunan pasar yang dibangun Pemko Pekanbaru, sehingga sejak 2001 para pedagang terpaksa menghuni penampungan sementara yang kini kumuh.
"Tolong lebih sering Bapak Gubernur Riau lihat-lihat ke pasar, perhatikan nasib kami. Supaya pedagang bisa berjualan dengan nyaman, dengan layak dan mampu bersaing dengan pasar modern," kata Ketua Pedagang Pasar Cik Puan, Sutan Sarmoni Sikumbang.
Keluhan serupa juga diungkapkan oleh pedagang Pasar Sago, Malado Manurung, yang meminta Gubernur Riau tegas menertibkan pasar kaget atau pedagang kaki lima, yang makin banyak di Pekanbaru. Keberadaan pedagang kaki lima tersebut merugikan pedagang di pasar resmi milik pemerintah, yang selama ini sudah membayar retribusi.
"Karena pasar kaget menjamur dan seakan dibiarkan, itu juga membuat pedagang di pasar resmi seperti kami makin sepi pembeli. Kalau dibandingkan tahun 2015, penjualan sekarang ini sampai turun 50 persen," keluh Manurung.
Selain itu, Munthe, yang juga pedagang, mengeluhkan pejabat di dinas perindustrian dan perdagangan (disperindag) yang kerap mengabaikan pedagang yang mengadukan keluhan ke instansi tersebut.
"Kami pernah ke Disperindag Pekanbaru untuk mengadu, tapi kepala dinasnya malah buang muka waktu melihat kami," ujar Munthe.
Ia berharap Gubernur Riau dan pejabat lainnya lebih sering turun melihat kondisi pasar tradisional agar ada solusi yang pasti untuk kemajuan bersama. "Jangan hanya ketika ingin dapat jabatan, waktu Pemilu datang ke pasar, begitu menjabat lupa karena sudah duduk di gedung tinggi," katanya.
Menanggapi masalah Pasar Cik Puan, Andi Rachman mengatakan Pemprov Riau sebenarnya tidak ada niat untuk menghalangi pembangunan pasar tertua di Pekanbaru itu. Namun, Pemko Pekanbaru, DPRD Pekanbaru dan perwakilan pedagang setempat harus sepakat perihal pengelolaannya ke depan.
"Pemprov Riau itu sebenarnya akan ikut saja apa keputusan bersama. Tapi yang ada sekarang kan persoalan internal pedagang, Pemko dan DPRD Pekanbaru yang belum sepakat bentuk pengelolaan pasar ini nantinya," kata Andi.
Mengenai masalah maraknya pasar kaget, Andi Rachman meminta hal ini menjadi perhatian serius dari Plt Wali Kota Pekanbaru Edwar Sanger. Menanggapi hal itu, Edwar Sanger mengatakan pihaknya sudah berusaha membuat pasar higienis untuk menampung pedagang kaki lima di Jalan Teratai, namun pedagang tetap membandel dan kembali ke pinggir jalan.
"Informasi yang saya dapat, para pedagang dipasar kaget ini, agen-agennya juga pedagang resmi. Begitu pun kami akan segera tertibkan," tegas Edwar.