Jakarta, (Antarariau.com) - Kementerian Perindustrian akan mengupayakan pelibatan industri dalam negeri dalam pembuatan kereta cepat China Railway untuk proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.
"Kereta cepat ini pasti komponennya ribuan, sehingga kami bisa usulkan agar terdapat komponen yang bisa dikembangkan di dalam negeri," kata Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, PT Krakatau Steel bisa mendukung pembuatan gerbong kereta dan jembatan baja, PT LEN mendukung persinyalan dan komponen elektronika kereta, PT INTI mendukung dari segi komunikasi dan PT Pindad dari sisi elektronik motor.
Kementerian Perindustrian, menurut Putu, sedang mengidentifikasi komponen perkeretaapian apa saja yang bisa dikembangkan di dalam negeri guna mendukung pengoperasian kereta api cepat.
Putu menjelaskan saat ini industri perkeretaapian dalam negeri Indonesia baru bisa memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 40 persen.
Dia berharap selanjutnya industri perkeretaapian Indonesia makin berkembang dan mampu menjual produk ke negara lain.
"Seperti Shinkansen dan CHR (China Railway High-Speed), kami harap suatu hari nanti Indonesia bisa menawarkan produknya ke negara lain," ujarnya.
Berita Lainnya
Pemerintah siapkan 2.794 posko guna amankan masa libur Nataru
16 December 2024 15:14 WIB
Pemerintah perpanjang masa berlaku insentif PPh Final 0,5 persen bagi UMKM
16 December 2024 14:32 WIB
Pemerintah akan tanggung kenaikan PPN 1 persen untuk 3 komoditas
16 December 2024 14:11 WIB
Warga Spanyol gelar unjuk rasa tuntut pemerintah setop jual senjata ke Israel
16 December 2024 13:48 WIB
Pemerintah Israel setujui rencana perluasan permukiman di Dataran Tinggi Golan
16 December 2024 11:39 WIB
Pemerintah minta pengelola koperasi manfaatkan lokapasar agar mampu bersaing
12 December 2024 15:39 WIB
Pemerintah berencana akan bangun rumah susun di lokasi kebakaran Kemayoran
12 December 2024 13:36 WIB
Pemerintah Indonsia rencanakan program reforestasi masif sasar lahan kritis
10 December 2024 14:14 WIB