Mahasiswa Australia Pun Cinta Gamelan

id mahasiswa australia pun cinta gamelan

 Mahasiswa Australia Pun Cinta Gamelan



Sambungan dari hal 1 ...

"Malam yang sungguh indah. Fantastik. Bermain gamelan dengan kelezatan yang tak terkirakan. Amazing," paparnya dalam surat elektronik yang diterima Antara dari mahasiswa Indonesia di Flinders University itu.

Demikian ungkapan Ashlee dalam mengumbar kebahagiaan di depan ibunya setelah konser bersama teman-teman kelas Bahasa Indonesia.

Bahkan, mereka menamakan kelompoknya dengan "2015 Student Gamelan Ensemble". Grup ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswa program S1 yang berasal dari Flinders dan Adelaide University Australia Selatan.

Kecintaan Ashlee dan Liam terhadap gamelan mendorong keduanya hendak mengenal lebih jauh Indonesia dengan berencana mengunjungi Yogyakarta dan berbagai wilayah Nusantara, selain Bali yang sudah masyhur di Australia.

"Jembatan" Keakraban

Pada malam konser tersebut, ungkapan terima kasih para anggota "2015 Student Gamelan Ensemble" dipersembahkan kepada Associate Professor Anton Lucas dan istrinya Kadar Lucas yang pada tahun 1990 menghadiahkan Pendopo dan Gamelan Sekar Laras kepada Flinders University.

Pendopo menjadi simbol keakraban masyarakat dan budaya kedua negara, Australia dan Indonesia, di Flinders University yang mulai dikembangkan sejak 1978.

"Gedung ini telah menjadi rumah bagi pertemuan-pertemuan serta berbagai inisiatif kerja sama dalam beragam bidang seperti pendidikan, kebudayaan, dan kesenian antara masyarakat dan pemerintah Australia dan Indonesia," tutur Anton Lucas yang bersama istrinya tersenyum bahagia sepanjang konser malam itu.

Profesor yang lebih 30 tahun mendedikasikan kerja-kerja akademisnya pada studi-studi Indonesia di Flinders University ini menceritakan bagaimana upayanya sejak 1980-an untuk menghadirkan Pendopo dan peralatan gamelan yang lengkap di Australia.

Selanjutnya, ia bersama istri dan beberapa koleganya mendirikan Gamelan Sekar Laras Community Ensemble 1983 yang beralamat di bangunan yang sama pula, Pendopo. Sejak saat itu, ensemble ini mengajarkan gamelan untuk masyarakat dan mahasiswa yang ada di Australia Selatan.

"Karena kami sejak awal membangun kerja sama dengan para akademisi ahli dan praktisi untuk mempelajari dan memainkan gamelan, baik yang berasal dari Solo, Yogyakarta, Canberra, Melbourne, Perth, sampai Amerika Serikat, sehingga kami berkepentingan untuk mendirikan Mata Pelajaran Gamelan di Flinders University," kenang Anton.

Menurut Indonesianis ini, mata pelajaran gamelan di Flinders University menjadi yang pertama di dunia yang berada di bawah departemen ilmu sosial level bachelor untuk mempelajari konteks sosial dan persentuhan gamelan dengan musik-musik lainnya di dunia.

Pada kesempatan yang sama rasa bangga juga ditunjukkan Rossi von der Borch. Sebagai pengampu kelas Bahasa Indonesia di Flinders University, ia mendorong mhasiswanya untuk mengambil mata pelajaran gamelan.

"Dengan gamelan, murid-murid tidak hanya belajar Bahasa Indonesia dan keindonesiaan lewat tulisan dan bacaan yang menggunakan otak," papar perempuan yang aktif dalam Program Jembatan, sebuah inisiatif Flinders University untuk membangun kerja sama "people to people" (P to P) Australia-Indonesia.

Menurut dia, murid-murid bisa mengenal Indonesia dengan hati mereka lewat permainan dan penciptaan musik yang bagus dengan menggunakan instrumen-instrumen gamelan. Bahkan, setiap tahun juga dibentuk kelompok musik gamelan dari masing-masing angkatan.

"Kelas Bahasa Indonesia dan gamelan menjadi jembatan paling efektif untuk mempertemukan Australia-Indonesia melalui perkenalan budaya dan tradisi Indonesia," cerita Rossi tentang pengalamannya mendampingi murid-muridnya.